Hidayatullah.com—Nuruddin al-Buhairi, Ketua Kelompok Gerakan An-Nahda di Parlemen Tunisia, mengungkapkan bahwa sejumlah anggota parlemen diberikan sogokan uang oleh Uni Emirat Arab (UEA) agar memberhentikan Ketua Parlemen Rashid al-Ghannouchi dari jabatannya, demikian dilaporkan Anadolu Agency.
Berbicara kepada radio swasta di Tunisia, al-Buhairi mengatakan bahwa UEA berencana mengganggu struktur politik di negara itu mulai dari parlemen, guna menciptakan kekosongan politik dengan diberhentikannya Ketua Majelis, sehingga mencegah pembentukan pemerintahan baru.
Dia mengklaim bahwa UEA memberikan sogokan uang kepada anggota parlemen untuk memecat al-Ghannouchi.
Di sisi lain, Koalisi Al-Karamah (Kehormatan), yang memiliki 19 kursi di Parlemen Tunisia, mengumumkan bahwa mereka tidak akan berpartisipasi dalam pemungutan suara untuk memecat al-Ghannouchi.
Pernyataan tertulis dari koalisi itu menyebut klaim yang mengatakan al-Ghannouchi tak dapat memimpin parlemen dengan baik adalah tuduhan tak berdasar.
Pemungutan suara mosi tidak percaya atas kepemimpinan al-Ghannouchi direncanakan akan dilaksanakan di Parlemen Tunisia pada Kamis (30 Juli).
Anggota parlemen dari Partai Konstitusi Bebas, yang memiliki 16 kursi di Majelis Tunisia, pada 14 Juli melakukan aksi di aula Majelis Umum untuk mencoba memecat al-Ghannouchi. Aksi tersebut membuat rapat parlemen ditangguhkan untuk sementara waktu.
Partai Konstitusi Bebas melaporkan bahwa protes akan berlanjut sampai Ketua Majelis, Gannushi, diberhentikan dan tidak akan mengizinkan sesi.*