Hidayatullah.com—Gangguan keamanan dan aksi bom sering terjadi di Iraq dengan target yang semakin beragam, termasuk kafe-kafe yang banyak dikunjungi orang. Untuk itu aparat keamanan menggelar seminar guna memberikan kiat menghindari serangan bom bunuh diri kepada para pemilik kafe.
Sejak bulan April lalu, hampir 50 kafe yang terletak di berbagai daerah di Iraq mendapatkan serangan bom. Sebanyak 25 di antaranya terjadi di Baghdad. Kasus terbaru terjadi pada tanggal 21 Nopember di kawasan Bayaa dengan korban tewas 15 orang.
Di kafe-kafe orang Iraq sering nonton bareng menyaksikan laga sepakbola Eropa.
“Situasi keamanan yang dihadapi kafe-kafe mengharuskan mereka menempatkan satu atau dua penjaga dan menutup semua pintu masuk kecuali satu saja yang dibuka, untuk mengatur aliran pengunjung dan menghentikan teroris yang mengenakan sabuk bom dan ingin membunuh orang dengan darah dingin,” kata Mayjen Saad Jaafar, wakil kepapda pusat komando keamanan Baghdad dikutip AFP (1/12/2013).
Jaafar menganjurkan agar pemilik kafe memasang kamera pengawas. Dia menegaskan bahwa aparat keamanan membutuhkan bantuan warga masyarakat dalam mencegah aksi bom bunuh diri.
“Usaha kami menurun banyak akibat serangan teroris beberapa bulan ini,” kata Musa Muhammad pemilik sebuah kafe di kawasan Amil yang mengalami serangan bom ganda pada 20 Oktober lalu sehingga 40 orang tewas.
Muhammad mengikuti seminar yang digelar oleh aparat keamanan itu. Tetapi dia mengaku tidak akan menerapkan kiat-kiat yang diberikan.
“Menempatkan penjaga di pintu masuk kafe dan menutup semua pintu kecuali hanya satu, itu akan membuat orang semakin enggan untuk mengunjungi kafe kami,” ujarnya.
“Mereka (pengunjung) adalah sumber kehidupan kami,” imbuhnya.
Muhammad Mustafa, peserta seminar lainnya dan pemilik kafe yang terletak tidak jauh dari lokasi serangan tanggal 21 Nopember, menerima saran aparat. Tetapi, dia juga menuntut agar petugas keamanan menggalakkan patroli.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Satu saran yang ditolak mentah-mentah oleh semua pemilik kafe adalah anjuran menutup usahanya pada pukul 8 malam.
“Setelah teroris menyerang kafe-kafe, aparat keamanan di daerah kami meminta agar kami tutup, terutama ketika Real Madrid melawan Barcelona dan kafe-kafe penuh,” kata Abdulaziz Youssif pemilik kafe di distrik Jamiyah.
“Apa ada kafe di dunia ini yang tutup saat Real Madrid dan Barcelona main?” tanya Youssif dengan nada tak percaya.*