Hidayatullah.com–Para pemimpin agama, pembuat kebijakan, dan pakar Asia pada hari Rabu (05/08/2020) bertemu untuk memetakan masalah-masalah regional utama untuk dibahas di Forum Antar Agama G20. Pertemuan akan berlangsung di Riyadh pada bulan Oktober.
Sesi konsultasi regional virtual, dijalankan dari Wina, diselenggarakan oleh Pusat Internasional Dialog Antaragama dan Antarbudaya Raja Abdullah bin Abdul Aziz (KAICIID), Aliansi Peradaban PBB (UNAOC), Asosiasi Forum Antar Agama G20, dan Komite Nasional Arab Saudi untuk Dialog Antar Agama dan Antarbudaya, Arab News melaporkan.
Para delegasi membahas cara-cara untuk mengatasi sejumlah masalah prioritas di kawasan termasuk bagaimana kepemimpinan dan lembaga keagamaan dapat mendukung pembuat kebijakan dalam memperkuat respons regional terhadap pandemi penyakit virus corona (Covid19) dan berkontribusi dalam mengembangkan rekomendasi kebijakan untuk mendukung organisasi keagamaan dan kemanusiaan di Asia.
Para peserta meninjau daftar topik seputar nilai-nilai agama untuk G20 tahun ini, sesuai dengan prioritas negara tuan rumah Arab Saudi. Topik mencakup hal-hal yang berkaitan dengan perempuan dan pemuda, perubahan iklim dan pelestarian sumber daya alam planet, dan adopsi strategi jangka panjang untuk berbagi manfaat dari inovasi dan kemajuan teknologi.
Faisal bin Abdulrahman bin Muaammar, Sekretaris Jenderal KAICIID, mengatakan bahwa negara-negara Asia selalu menjadi pusat perhatian, terutama Myanmar, dan secara bertahap memperluas kegiatannya ke negara-negara lain di kawasan itu. “Sejak 2016, pusat telah mendukung upaya kepemimpinan dan organisasi keagamaan dalam mengkonsolidasikan koeksistensi dan perdamaian,” tambahnya.
Dia mencatat dukungan KAICIID untuk Peaceful Myanmar Initiative (PMI), sebuah jaringan dari berbagai kelompok agama dan pembuat kebijakan. Muaammar mengatakan pusat tersebut bertujuan untuk memperluas pekerjaannya di Asia dan meregionalkan kegiatannya sambil membangun kemitraan dengan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), Asosiasi Asia Selatan untuk Kerja Sama Regional (SAARC), dan badan pembangunan internasional lainnya yang berkontribusi untuk meningkatkan keberlanjutan hidup berdampingan secara damai di wilayah tersebut.
KAICIID telah meningkatkan kehadirannya di kalangan pemuda di Asia melalui inisiatif kerja sama dan dukungan untuk program dialog untuk perdamaian yang telah dibentuk dalam kemitraan dengan Organisasi Gerakan Kepanduan Dunia, tambah Muammar. Sehubungan dengan wabah Covid-19, ia mencatat bahwa pusat berusaha untuk mendukung organisasi lokal melalui berbagai proyek termasuk yang melibatkan transformasi pusat pelatihan untuk dialog antaragama menjadi fasilitas karantina.*