Hidayatullah.com–Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali menyulut kegeraman di masa akhir kekuasaannya dengan memberikan ampunan kepada empat bekas kontraktor pemerintah yang divonis bersalah dalam kasus pembantaian di Baghdad tahun 2007.
Empat orang yang dipekerjakan perusahaan kontraktor keamanan swasta Blackwater itu semuanya dijatuhi hukuman penjara lama atas peran mereka dalam pembantaian itu, yang menewaskan 14 warga sipil Iraq tewas dan melukai 17 lainnya.
Pembantaian di Lapangan Nisoor, Baghdad, terjadi pada September 2007. Keempat pria itu, mantan veteran yang kemudian bekerja untuk Blackwater yang dikontrak Departemen Pertahanan AS, melepaskan tembakan ke arah bundaran jalan yang sedang ramai.
Jaksa penuntut mengatakan konvoi Blackwater melakukan serangan tanpa adanya provokasi, mereka menembak sembarang orang dengan senapan sniper, senapan mesin dan bahkan peluncur granat.
Tim pembela Blackwater mengatakan mereka disergap oleh kelompok pemberontak Iraq sesaat sebelum melepaskan tembakan balasan.
Tentara-tentara bayaran Blackwater dikenal dengan kebrutalannya di Baghdad. Mereka tidak sungkan untuk melepaskan tembakan hanya karena masalah sepele atau sekedar untuk menyingkirkan kendaraan lain di jalan yang menghalangi laju kendaraannya.
Setelah melewati proses hukum yang panjang, akhirnya satu terdakwa bernama Nicholas Slatten divonis hukuman seumur hidup pada 2018, sedangkan dan tiga lainnya Paul Alvin Slough, Evan Shawn Liberty, dan Dustin Laurent Heard dihukum penjara 30 tahun.
Keempatnya pada hari Selasa (22/12/2020) diberikan pengampunan oleh Presiden Trumplansir Euronews.
Blackwater, yang sekarang berubah nama menjadi Academi, didirikan oleh mantan anggota pasukan elit US Navy SEALs Erik Prince, yang dikenal sebagai teman karib dan sekutu politik Donald Trump. Prince merupakan saudara laki-laki dari Betsy DeVos, yang ditunjuk Trump menjadi menteri pendidikan AS.
Para pendukung keempat terpidana itu melakukan lobi-lobi agar mereka diampuni, dengan dalih hukumannya terlalu berat dan proses investigasi dan penuntutan keempat terdakwa itu cacat hukum.
Hari Selasa ada 15 orang yang diberikan pengampunan oleh Trump, termasuk sepasang anggota kongres dari Partai Republik yang merupakan pendukung kuat Trump dalam pilpres 2016 dan oknum pejabat yang terlibat dalam penyelidikan kasus campur tangan Rusia dalam pilpres November 2016 yang dimenangkan oleh Trump.
Bulan November, Trump mengampuni seorang komandan Angkatan Darat AS yang akan diadili tahun depan dalam kasus pembunuhan seorang pria Afghanistan tersangka pembuat bom dan seorang mantan letnan AD terdakwa pembunuhan yang memerintahkan anak buahnya untuk menembak mati tiga warga Afghanistan.*