Hidayatullah.com—Meskipun warga Amerika Serikat lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah selama pandemi Covid-19, tetapi negara itu tidak mengalami lonjakan angka kelahiran dan justru menurun.
Angka kelahiran di AS menurun sejak hampir satu dekade silam dan pada tahun 2019 mengalami jumlah kelahiran paling sedikit dalam kurun 35 tahun. Namun, kelahiran di tahun 2020 diyakini lebih rendah lagi.
Diperkirakan tahun 2021 jumlah bayi yang dilahirkan berkurang 300.000, menurut wadah pemikir Brookings Institution, lansir BBC Kamis (4/3/2021).
Tahun lalu, jumlah tenaga kerja wanita sedikit lebih banyak dibanding pria, tetapi partisipasi mereka di pasar tenaga kerja melorot dan sekarang menjadi 57%, yang terendah sejak 1988, menurut National Women’s Law Center.
Selama Pandemi banyak sekolah dan penitipan anak ditutup, serta pertemuan-pertemuan publik dibatasi. Akibatnya para wanita harus menyeimbangkan antara tugas mereka sebagai ibu, mengajar pelajaran sekolah di rumah dengan pekerjaannya dan tanggung jawab lain.
Menurut Guttmacher Institute, hasil survei menunjukkan bahwa banyak pasangan yang menunda kehamilan, melakukan hubungan seks lebih jarang dan tidak menginginkan banyak anak dikarenakan pandemi dan biaya ekonomi yang besar.
“Ketika pasar tenaga kerja melemah, tingkat kelahiran menurun; ketika pasar tenaga kerja membaik, tingkat kelahiran terdongkrak naik,” menurut Melissa Kearney dan Philip Levine dalam hasil studi yang dirilis Brookings Institute.
Pencarian dengan kata kunci berkaitan dengan kelahiran juga menurun tahun lalu, menurut data Google Trends.
Data yang diserahkan 32 dari 50 negara bagian di Amerika Serikat menunjukkan bahwa tingkat kelahiran menurun pada 2020 lebih dari 4%.
Pada Desember 2020 saja, California mengalami penurunan 10%, sementara Hawaii mengalami penurunan hingga 30% dibandingkan Desember sebelumnya.*