Hidayatullah.com — Lima Muslimah berkulit hitam, semuanya warga Somalia-Kanada berhijab, telah diserang atau diancam di Edmonton dalam 10 minggu terakhir.
Masjid Al-Rashid mulai menawarkan para Muslimah pelajaran bela diri menyusul adanya insiden tersebut. Tidak butuh waktu lama sampai kelas-kelas itu penuh.
Trent Daley adalah seorang anggota Komite Penasihat Anti-Rasisme Edmonton. Setiap minggu ia menerima laporan penyerangan baru terjadi. Korbannya kebanyakan Muslimah dan berkulit hitam.
“Ada peningkatan yang mencolok (dalam serangan) setelah pandemi. Ini begitu menyebar sekarang,” ungkap Daley.”
“Insiden selalu terjadi dengan hinaan rasial, penuh dengan bahasa menjijikkan yang menargetkan mereka berdasarkan syal yang mereka kenakan dan identitas yang mereka anggap dimiliki orang ini. Tidak manusiawi,” tandas Daley dilansir The Canadian Press.
Kepolisian Calgary mengatakan mereka menerima 80 pengaduan kejahatan rasial antara Januari dan November 2020.
Cheryl Voordenhout dari Layanan Kepolisian Edmonton mengatakan menerima 60 laporan kejahatan rasial pada tahun lalu. Sejauh ini pada tahun 2021, tiga dari tujuh investigasi terkait kejahatan rasial telah melibatkan Muslimah Somalia.
Pada 8 Desember, seorang ibu dan putrinya diserang dengan kejam di parkiran mal Southgate. Seminggu kemudian, di dekat mal yang sama, perempuan lain menjadi sasaran penghinaan rasial di mana pelaku mencoba memukul kepalanya dengan tas belanja.
Pada bulan Februari, seorang pria membuat komentar rasial dan menjadi agresif terhadap seorang perempuan di pusat transit Universitas Alberta. Pada hari yang sama, seorang pria muncul di belakang seorang perempuan yang berjalan di lingkungan yang populer, mendorongnya ke tanah dan mengancam akan membunuhnya serta merobek burqanya.
Serangan terbaru terjadi pada 17 Februari. Dewan Nasional Muslim Kanada mengatakan seorang pria mendekati seorang Muslimah berkulit hitam yang mengenakan hijab di stasiun transit Century Park, mengumpat dan mengancam akan membunuhnya.
Baca juga: Wali Kota Pertama Inggris yang Berhijab Berhenti dari Partai Buruh karena Rasisme
Para pemimpin politik, termasuk Perdana Menteri Jason Kenney, telah mengecam serangan tersebut. Tetapi Ketua Dewan Muslim Nasional mengatakan kecaman tidak cukup dan para pemimpin pemerintah di tingkat lokal dan provinsi perlu mengambil tindakan.
“Rasisme Anti-Hitam adalah masalah nyata di Alberta,” kata Mustafa Farooq. “Muslimah kulit hitam cenderung menghadapi tantangan yang lebih besar daripada sebagian besar orang, karena rasisme dan Islamofobia gender adalah masalah nyata.
“Kita dapat melihat, misalnya, bisa diciptakan peraturan pelecehan di jalanan. Kita dapat melihat cara-cara di mana inisiatif anti-rasisme didanai. Kita dapat melihat unit kejahatan rasial dan advokasi mereka dalam menghadapi tantangan ini.”
“Begitu banyak yang bisa dilakukan dengan segera, tapi itu tidak terjadi.”
Daley menambahkan bahwa aksi unjuk rasa dan pawai baru-baru ini di Edmonton dan Calgary untuk menentang kebijakan pencegahan COVID-19 adalah contoh bagaimana pandemi telah memperburuk rasisme di Alberta. Beberapa peserta terlihat membawa obor tiki, yang menurut banyak orang merupakan simbol yang digunakan oleh para supremasi kulit putih.
Kepala polisi Edmonton Dale McFee mengatakan layanan polisi berlipat ganda dalam upayanya untuk bekerja dengan komunitas Somalia untuk menangani serangan bermotif rasial.
“Kami harus mendengarkan apa yang mereka butuhkan dan kemudian kami harus memikirkan bagaimana kami bisa … benar-benar melakukan beberapa perubahan yang mereka butuhkan,” katanya pada konferensi pers Selasa.
McFee juga menyinggung para tersangka dalam serangan itu yang kemungkinan memiliki masalah kesehatan mental.*