Hidayatullah.com—Rusia “harus bertindak” apabila Bosnia Herzegovina bergabung dengan NATO, kata Kedutaan Rusia di Sarajevo.
Dalam sebuah artikel di websitenya Kedutaan Rusia di Bosnia menulis “apakah NATO sebuah rumah sakit yang dirancang untuk menghilangkan rasa takut dan fobia pasiennya?” dan menambahkan, “Bosnia Herzegovina takut kepada siapa?”
Dilansir Euronews, hari Jumat (19/3/2021) para pejabat Bosnia mengecam “ancaman terselubung” itu.
Zeljko Komsic (anggota dewan tripartit kepresidenan Bosnia perwakilan etnis Kroasia) mengatakan ancaman itu tidak hanya ditujukan terhadap Bosnia tetapi juga sekutu-sekutu Barat-nya.
“Itu jelas sebuah permainan geopolitik yang Rusia mainkan untuk menghentikan ekspansi NATO di Eropa,” kata Komsic.
Partai utama pemerintah Bosnia, Aksi Demokrat, mengatakan bahwa pernyataan Rusia tersebut contoh lain dari “campur tangan tidak patut” Moskow dalam urusan internal Bosnia.
Dalam artikel itu juga ditulis bahwa tidak adanya ekspansi NATO berpengaruh dalam membaiknya hubungan antara Rusia dan Bosnia, dan ekspansi itu sendiri memperlemah keamanan dan stabilitas regional.
Bosnia merupakan bagian dari NATO’s Membership Action Plan, sebuah program yang didesain untuk negara-negara yang ingin bergabung dengan pakta pertahanan tersebut, yang saat ini terdiri dari 30 negara di kawasan Eropa dan Amerika Utara.
Bosnia, Kosovo, serta Serbia yang merupakan sekutu Rusia, merupakan tiga negara Balkan Barat terakhir yang belum menjadi anggota NATO.
Montenegro sudah bergabung dengan NATO pada tahun 2017, sementara Makedonia Utara menyusul tahun kemarin.
Orang-orang Serbia di Bosnia, yang menguasai sekitar setengah wilayah Bosnia Herzegovina menyusul kesepakatan damai yang disponsori AS untuk mengakhiri perang di era 1990-an, merupakan sekutu dekat Rusia dan menentang rencana bergabung dengan NATO.*