Hidayatullah.com–Malaysia Airlines akan memutuskan hubungan kerja dengan 6.000 karyawannya guna menyelamatkan perusahaan dari kebangkrutan, menyusul dua tragedi besar yang membuat perusahaan semakin terpuruk.
Khazanah Nasional, investor milik negara yang menangani perusahaan itu mengatakan akan menyuntikkan dana 6 milyar ringgit (USD1,9 milyar) dengan harapan maskapai penerbangan itu akan membaik dalam kurun waktu tiga tahun.
Direktur Khazanah, Azman Mokhtar, mengatakan nama maskapainya tidak akan diganti meskipun sudah tercoreng parah dengan hilangnya pesawat MH370 beserta seluruh kru dan penumpangnya dan kecelakaan yang dialami MH17 di Ukraina, sehingga banyak pelanggan membatalkan pesanan tiketnya.
Malaysia Airlines (MAS) sebenarnya sudah terseok-seok secara finansial selama bertahun-tahun, yang mana menurut para analis akibat kesalahan manajemen dan ketidakmampuan perusahaan dalam menghadapi persaingan industri.
Guna mencegah MAS ambruk, Azman mengatakan akan memangkas 6.000 karyawan atau sekitar 30 persen dari jumlah pekerja yang sekarang mencapai 20.000 orang.
Seorang CEO baru akan dipilih pada akhir 2014, meskipun bos MAS sekarang Ahmad Jauhari Yahya akan masih aktif hingga Juli 2015 guna memastikan transisi kepemimpinan berjalan mulus.
MAS juga akan “merasionalisasi” jaringan penerbangannya, alias menghapus rute perjalanan yang dianggap tidak mendatangkan keuntungan.
Khazanah, yang sudah memiliki 70 persen saham MAS, awal Agustus mengumumkan akan menguasai seluruh saham sisa sebagai bagian dari upaya penyelamatan perusahaan.
Meskipun MAS akan menjalankan rencana restrukturisasi besar-besaran, namun pihak perusahaan mengatakan maskapainya akan tetap beroperasi.
“Kombinasi berbagai kebijakan yang diumumkan hari ini akan memungkinkan maskapai penerbangan nasional kita dihidupkan kembali,” kata Azman hari Jumat (29/8/2014) dikutip AFP.
Namun, sejumlah pengamat menilai restrukturisasi MAS sulit akan membuahkan hasil dalam waktu hanya 3 tahun.*