Hidayatullah.com–Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas pada hari Senin (12/04/2021) menuntut agar pemerintah Suriah dimintai pertanggungjawaban atas penggunaan senjata kimia. Hal itu setelah penyelidikan dari pengawas global mengatakan rezim tersebut menggunakan senjata kimia klorin dalam serangan tahun 2018, lansir The New Arab.
“Bagi kami, jelas bahwa pelanggaran nyata terhadap hukum internasional tidak dapat bertahan tanpa konsekuensi,” ujar Maas dalam sebuah pernyataan menyusul rilis laporan Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW). “Mereka yang bertanggung jawab harus dimintai pertanggungjawaban.”
Pengawas menuduh rezim Suriah menggunakan klorin dalam serangan di kota Saraqib.
Ini adalah laporan kedua oleh tim investigasi yang dibentuk oleh OPCW, yang memiliki kekuatan baru untuk menyalahkan penyerangan.
Penyelidik OPCW mewawancarai 30 saksi, menganalisis sampel yang dikumpulkan di tempat kejadian, meninjau gejala yang dilaporkan oleh korban dan staf medis dan memeriksa citra satelit untuk mencapai kesimpulan mereka, kata organisasi yang berbasis di Den Haag itu.
Negara bagian OPCW akan memberikan suara akhir bulan ini tentang apakah akan menjatuhkan sanksi terhadap Suriah, termasuk penangguhan hak pilihnya di organisasi tersebut, atas kegagalannya untuk mematuhi aturannya.
“Semua negara anggota OPCW sekarang dipanggil untuk menanggapi pelanggaran berkelanjutan oleh Suriah terhadap Konvensi Senjata Kimia,” kata Maas, mendesak pemerintah untuk “menggunakan cara yang tersedia dalam kerangka Konvensi untuk menegakkan rasa hormatnya”.
Rezim Suriah terus menyangkal penggunaan senjata kimia dan bersikeras telah menyerahkan persediaan senjatanya berdasarkan perjanjian 2013.*