Hidayatullah.com—Kemacetan di pelabuhan peti kemas di bagian selatan China semakin parah disebabkan pihak berwenang melakukan tindakan desinfeksi guna mencegah penyebaran coronavirus.
Dilansir Reuters Jumat (11/6/2021), kemacetan itu merupakan yang terparah setidaknya sejak 2019.
Lebih dari 150 kasus Covid-19 dilaporkan terjadi di Provinsi Guangdong, pusat manufaktur dan ekspor di bagian selatan China, sejak akhir Mei. Oleh karena itu, pemerintah setempat meningkatkan tindakan pencegahan dan pengendalian Covid-19, yang berakibat pada penurunan kapasitas proses pelabuhan.
Pelabuhan-pelabuhan di Guangdong pekan ini sudah mengeluarkan pemberitahuan bahwa kapal-kapal dilarang masuk apabila tidak melakukan reservasi terlebih dahulu dan hanya menerima booking untuk kontainer ekspor tiga sampai tujuh hari sebelum kedatangan kapal.
Perusahaan angkutan barang lewat laut terkemuka dunia Maersk hari Kamis menambah durasi perkiraan keterlambatan di pelabuhan Yantian menjadi 16 hari dari sebelumnya 14 hari.
Per Jumat ini, lebih dari 50 kapal kontainer menunggu giliran untuk merapat ke dermaga di Outer Pearl River Delta, di mana sejumlah pelabuhan berada, menurut data Refinitiv.
Bandingkan dengan sekitar 20 kapal pada periode yang sama tahun lalu. Jumlah itu masih lebih banyak jika dibandingkan dengan Februari 2020, ketika pelabuhan-pelabuhan yang ada lumpuh karena wabah coronavirus mulai meluas di China.
Para eksportir mengatakan sejauh ini dampaknya terbatas, sementara kelambanan proses muat dan pengiriman barang telah mengusik rantai logistik sejak awal pandemi Covid-19.*