Hidayatullah.com—Komite penyelenggara Olimpiade Tokyo hari Kamis (22/7/2021) memecat direktur upacara pembukaan disebabkan guyonan lawas menyinggung Holocaust dalam sebuah acara komedi di tahun 1998.
Presiden komite Seiko Hashimoto mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dirilis menjelang pembukaan Olimpiade Tokyo mengatakan Kentaro Kobayashi sudah diberhentikan. Dia dituduh menggunakan tema Holocaust dalam sebuah aksi komedinya, seperti ujaran “Mari kita bermain Holocaust”.
“Kami menemukan bahwa Kobayashi, dalam pertunjukannya, menggunakan kata-kata yang mengejek suatu tragedi bersejarah,” kata Hashimoto, seraya meminta maaf karena membuat keputusan itu menjelang pembukaan Olimpiade, seperti dilansir Associated Press.
Olimpiade Tokyo sendiri sejak awal sudah diselimuti skandal sejak ditetapkan pada 2013. Penyelidik-penyelidik Prancis masih menelusuri kasus dugaan uang suap yang diberikan kepada anggota-anggota International Olympic Committee agar memberikan suara dukungan kepada Tokyo agar dapat menjadi tuan rumah penyelenggaraan olimpiade tahun 2020. Skandal ini berbuntut pada pengunduran diri Tsunekazu Takeda dua tahu lalu. Takeda dulu adalah pimpinan Japanese Olympic Committee dan seorang anggota IOC.
Upacara pembukaan Olimpiade Tokyo akan digelar hari Jumat (23/7/2/21) tanpa penonton disebabkan oleh pandemi Covid-19, meskipun acara dihadiri oleh sejumlah pejabat, tamu undangan danedia peliput.
Awal pekan ini, komposer Keigo Oyamada, yang musik gubahannya akan diperdengarkan dalam upacara pembukaan Olimpiade Tokyo, terpaksa mundur akibat pengakuan dirinya pernah menjadi pelaku perundundungan semasa sekolah dahulu dalam wawancara yang diterbitkan sebuah majalah. Musik karyanya batal diperdengarkan dalam pembukaan Olimpiade Tokyo.
Tidak lama setelah itu, rekaman video lawas Kobayashi muncul ke publik. Kobayashi adalah bekas anggota duo komedi populer Rahmens dan dikenal di luar negeri karena serial komedi “Tradisi Jepang.”
Lelucon Holocaust Kobayashi dan pengunduran diri Oyamada merupakan kasus-kasus terbaru yang mengusik Olimpiade. Yoshiro Mori mengundurkan diri dari jabatan ketua panitia penyelenggara setelah mengeluarkan pernyataan seksis. Hiroshi Sasaki juga mengundurkan diri dari posisi direktur kreatif untuk upacara pembukaan dan penutupan setelah menyarankan agar seorang aktris Jepang mengenakan kostum babi.
Skandal di menit-menit terakhir ini muncul ketika pemerintah Perdana Menteri Yoshihide Suga dihujani kritik karena dianggap memprioritaskan Olimpiade padahal masyarakat sedang mengalami kenaikan infeksi Coronavirus.
Jepang bersikeras melaksanakan Olimpiade Tokyo dengan melawan saran dari banyak pakar medisnya. Hal ini sebagian disebabkan oleh tekanan dari IOC, yang memperkirakan akan mengalami kerugian sebesar $3 miliar hingga $4 miliar apabila Olimpiade Tokyo batal digelar.
“Kami sudah melakukan persiapan sejak tahun lalu guna mengirimkan pesan positif,” kata Hashimoto. “Menjelang akhir sekarang ada begitu banyak insiden yang memberikan citra negatif terhadap Tokyo 2020.”
Toshiro Muto, CEO panitia penyelenggara Tokyo, juga mengakui adanya kerusakan reputasi.
“Mungkin insiden-insiden negatif ini akan memberikan efek pada pesan positif yang ingin kami sampaikan kepada dunia,” katanya berusaha optimistis.*