Hidayatullah.com–Amerika Serikat yakin bahwa jumlah Muslim India jauh lebih banyak daripada yang tertera dalam data resmi hasil sensus pemerintah. Hal itu terungkap dalam dokumen kawat diplomatik AS yang dibocorkan WikiLeaks bulan Agustus kemarin.
Merujuk pada banyak “kontak” Amerika di India, kawat diplomatik itu menyatakan bahwa kebanyakan dari mereka yakin angka resmi yang dikeluarkan pemerintah India sebagai hasil sensus 2001 yang menyebutkan jumlah Muslim 138 juta adalah lebih rendah dari kenyataannya. Angka sebenarnya jauh lebih tinggi, yaitu mendekati 160 juta hingga 180 juta.
Dengan menyiratkan nada simpati atas pemikiran Muslim India yang cenderung liberal, kawat yang berasal dari Kedutaan Amerika Serikat di New Delhi Februari 2010 itu menyebutkan, mayoritas Muslim India hidup dalam kondisi yang sangat miskin, mesipun sejumlah jutawan seperti Azim Premji, memiliki pengaruh di pasar negara itu.
Artis Bollywood Shahrukh Khan menjadi idola banyak orang, sementara jutaan Muslim hidup dalam kemiskinan. Sejak India merdeka, tiga orang Muslim telah ditunjuk sebagai presiden. Meskipun demikian, Muslim nyaris tidak terwakili di parlemen maupun lembaga-lembaga yang dipilih oleh rakyat lainnya. Demikian tulis kawat diplomatik AS.
Dokumen itu juga menyoroti hasil laporan Komite Rajinder Sachar tahun 2006, yang menunjukkan bahwa sejumlah kecil umat Islam hidup makmur di India, sementara sebagian besar lainnya harus berjuang mati-matian untuk mempertahankan hidup.
Diplomat-diplomat Amerika juga memperhatikan kelompok Muslim dengan Sy’ah di India. Dua kelompok Muslim yaitu Barelvi dan Deoband, memiliki perbedaan dalam ideologi, kekayaan, pendidikan dan pandangan yang reformis. Barelvi disebutkan, berupaya untuk melakukan kerjasama politik dengan Syi’ah untuk menghadapi Deoband, yang dianggap mendapat pengaruh Wahabi.
Dikatakan dalam dokumen kedutaan AS itu bahwa kelompok Barelvi menang dalam jumlah, sementara Syi’ah memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi dan memiliki lebih banyak kontak dengan golongan elit di India.*