Hidayatullah.com–Direktur Komunikasi Kepresidenan Turki Fahrettin Altun hari Senin membantah laporan media Inggris yang menuduh negara itu pendirian pusat pemrosesan suaka di Turki untuk pengungsi Afghanistan. Ia mengatakan “tidak ada permintaan seperti itu,” dan menggarisbawahi bahwa media seperti BBC Turki, yang menyebarkan desas-desus yang terungkap sebagai kebohongan, kemudian harus menghapus artikel dan menghapus posting media sosial yang menyebarkan informasi yang salah.
Menunjuk pernyataan Kementerian Luar Negeri Turki dalam hal ini pada hari Ahad, Altun juga mengecam partai-partai oposisi yang memanfaatkan hal ini karena “bersikeras pada kebohongan dan fitnah.” Dia menuduh oposisi “menerima kebohongan ini” dan “menyerang pemerintah” bahkan tanpa membaca “satu kata pun dari artikel itu.”
“Kementerian Luar Negeri kami dengan cepat membuat pernyataan dan mengungkapkan bahwa apa yang dikatakan (media) tidak mencerminkan kebenaran. Namun sayangnya, pihak oposisi tidak berhenti bersikeras pada kebohongan dan fitnah,” tulis Altun di Twitter.
“Mari kita nyatakan bahwa tidak ada tuntutan seperti itu. Kalaupun ada tuntutan, kita tidak akan pernah menerimanya,” katanya.
Menggarisbawahi bahwa berbohong itu jahat dan berbahaya, Altun berkata, “Kami akan mengatakan yang sebenarnya dalam segala keadaan.”
“Anda berutang permintaan maaf kepada negara kami,” kata Altun kepada organisasi media yang membantu menyebarkan “berita palsu,” katanya dikutip Daily Sabah. “Tolong minta maaf dan berhenti berbohong,” pungkasnya.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace menulis sebuah artikel di The Mail Sunday, mengatakan: “Serangkaian ‘pusat pemrosesan’ akan didirikan di negara-negara tetangga Afghanistan untuk para pengungsi yang berhasil melarikan diri. Jika mereka dapat menetapkan hak mereka untuk datang ke Inggris, mereka akan diterbangkan ke Inggris.”
Meskipun nama Turki tidak disebutkan dalam artikel tersebut, tabloid di berita lain mengatakan Inggris sedang mempertimbangkan untuk membangun hub di negara-negara seperti Pakistan dan Turki. Kementerian Luar Negeri Turki membantah klaim tersebut dan mengatakan, “Berita di pers Inggris yang menunjukkan adanya rencana untuk mendirikan pusat pemrosesan suaka bagi pencari suaka Afghanistan di Turki tidak mencerminkan kebenaran,” ujarnya.*