Hidayatullah.com—Regulator media independen Tunisia HAICA hari Rabu (27/10/2021) mengumumkan bahwa pihaknya telah menutup stasiun televisi Nessma, serta radio Quran Kareem.
Nesma TV dimiliki oleh pengusaha Nabil Karoui – saingan politik Presiden Tunisia Kais Saied – yang saat ini sedang ditahan di Aljazair.
HAICA mengatakan kedua media itu beroperasi tanpa lisensi, meskipun mereka sudah bersiaran selama bertahun-tahun, lansir DW.
Pengamat-pengamat media mengeluhkan Nessma TV dan Quran Kareem dipergunakan sebagai alat pengaruh politik, bahkan sebelum Saied berkuasa.
“Nessma dimiliki oleh pemimpin partai Au cœur de la Tunisie, yang tercermin dalam isinya, yang melanggar prinsip kebebasan komunikasi audiovisual,” kata HAICA, yang telah menyita peralatan penyiaran dari Nessma TV.
Selain Nabil Karoui, bekas PM Italia Silvio Berlusconi juga memiliki sebagian saham Nessma. Quran Kareem dimiliki oleh Said Jaziri, seorang anggota parlemen dari Partai Errahma.
Nabil Karoui ditangkap di Aljazair pada awal September bersama saudaranya, Ghazi Karoui, dengan tuduhan masuk secara ilegal ke wilayah negara itu.
Mencalonkan diri dalam pilpres 2019, Karoui merupakan ketua Au cœur de la Tunisie yang bersekutu dengan partai Islam Ennahda.
Sejak 2017 Tunisia memperkarakan Nabil Karoui dengan tuduhan pencucian uang dan penggelapan pajak. Pada 2019 dia dipenjara selama lebih dari satu bulan dan kemudian dijebloskan ke dalam tahanan dari Desember 2020 sampai Juni 2021.
Para pengkritik Presiden Kais melihat langkah menutup kedua outlet media itu sebagai ancaman terhadap kebebasan pers di Tunisia.
Presiden Kais Saied mengkonsolidasikan kekuasaan dalam apa yang dituding oleh para kritikus sebagai kudeta pada 25 Juli, kemudian membekukan parlemen. Dia memberikan kepada dirinya sendiri kekuasaan yang luas dan mulai menangkap dan memberlakukan larangan perjalanan terhadap para hakim, anggota parlemen dan pengusaha dengan dalih tindakan pembersihan anti-korupsi.
Dia mendapatkan dukungan dari sebagian rakyat yang beranggapan politisi dan partai politik tidak becus mengatur negara.*