Hidayatullah.com — Sehari setelah serangan siber besar-besaran mengganggu sistem distribusi bahan negara itu, Presiden Iran Ebrahim Raisi, menyerukan tindakan tegas untuk “mengantisipasi dan mencegah” serangan semacam itu, lansir Anadolu Agency, Rabu (27/10/2021).
Berbicara pada pertemuan kabinet di Teheran, Raisi mengatakan tujuan serangan itu ialah untuk “mengganggu kehidupan rakyat”. Mencegah terjadi serangan semacam itu sangat penting, lanjutnya.
Dia juga mendesak Kementerian Perminyakan untuk mengambil tindakan yang diperlukan untuk “mengkompensasi rakyat” atas gangguan yang disebabkan serangan siber.
Setelah pertemuan tersebut, Raisi didampingi oleh pejabat senior lainnya mengunjungi kementerian untuk meninjau penyelidikan atas serangan itu dan penyebabnya.
Serangan siber besar terjadi sekitar pukul 11 pagi pada Selasa, menyebabkan gangguan dan kekacauan di pompa bensin di seluruh Iran. Serangan menargetkan perangkat lunak yang mendukung pembayaran kartu pintar untuk bahan bakar bersubsidi, yang digunakan secara luas di Iran.
Serangan Siber Lumpuhkan Seluruh SPBU di Iran
Awalnya, para pejabat mengaitkan kerusakan itu dengan “gangguan teknis”, tetapi beberapa jam kemudian dikonfirmasi sebagai serangan siber berintensitas tinggi.
Sejauh ini belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas hal itu. Yang penting, serangan itu terjadi setelah peringatan protes November 2019 di Iran atas kenaikan harga bahan bakar.
Tanpa menyebut siapa pun, Raisi mengatakan upaya sedang dilakukan untuk membuat orang marah dengan menabur kekacauan dan gangguan.
“Tujuan dari aksi ini adalah untuk mengganggu kehidupan masyarakat sehingga mereka dapat mencapai tujuan spesifik mereka,” tegasnya, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Raisi mengatakan Iran harus “sepenuhnya siap” untuk menghadapi perang dunia maya dan untuk “mencegah musuh menciptakan masalah” dalam kehidupan masyarakat.
Iran telah dilanda serangkaian serangan siber dalam beberapa tahun terakhir, sebagian besar menargetkan fasilitas nuklir, pabrik minyak, stasiun kereta api, dan pelabuhan.
Para pejabat dalam banyak kesempatan menuduh ‘Israel’ dalang di balik serangan-serangan itu.*