Hidayatullah.com—Sekitar seratus demonstran berunjuk rasa hari Sabtu (13/11/2021) menuntut agar karakter “Black Pete” atau “Pit Hitam” teman Santa Claus versi Belanda ditiadakan.
Karakter Pit Hitam, biasa diperankan orang dewasa dengan riasan wajah dan tubuh hitam, selama puluhan tahun menjelang perayaan Natal senantiasa menyulut demonstrasi di Belanda, oleh orang-orang yang menilai karakter itu sebagai karikatur rasis maupun kalangan yang menilainya tidak berbahaya bagi anak-anak.
Di tengah protes yang senantiasa muncul setiap tahun, warga Belanda kreatif menghindari kontroversi dengan menggunakan warna selain hitam untuk mengecat wajah dan tubuh karakter Si Pit “anak buah” Sinterklas. Di kota Breda, misalnya, Sinterklas didampingi oleh karakter “Pit Abu-abu”.
Salah seorang pendiri gerakan Kick Out Black Pete, Jerry Afriyie, menyambut kemajuan dan kreativitas yang dilakukan warga Belanda, tetapi menurutnya masih banyak lagi yang harus dilakukan untuk mengatasi rasisme di negeri itu.
“Apa yang telah kita capai adalah 10 tahun kemudian tidak ada orang yang membantah bahwa memang ada rasisme di Belanda,” ujarnya seperti dikutip Associated Press.
“Sama seperti gerakan-gerakan lain, lambat namun pasti kami membuat kemajuan, tetapi kita belum sampai di sana,” imbuhnya.
“Saya optimistis karena saya pernah melihat negeri ini tertidur pulas, kemudian terjaga sedikit demi sedikit. Jadi, saya kira ini soal waktu, di mana orang-orang yang sekarang kita lihat masih bermuka hitam nantinya mereka akan berubah.”
Sinterklaas – versi Belanda untuk menggambarkan sosok Santa Nikolas – dirayakan di negeri Belanda setiap tanggal 5 Desember dengan membagikan hadiah kepada anak-anak. Konon ceritanya, Sinterklaas berangkat dari Spanyol beberapa pekan sebelumnya menuju Belanda, dan orang-orang menggelar perayaan untuk menyambut kedatangannya.
Tahun lalu, di tengah mencuatnya gerakan Black Lives Matter, Perdana Menteri Belanda Mark Rutte mengakui memang ada masalah rasisme dan diskriminasi di negaranya.*