Hidayatullah.com—Seorang tersangka teroris yang meledakkan dirinya sendiri di luar Liverpool Women’s Hospital pada akhir pekan kemarin diidentifikasi sebagai pria berusia 32 tahun bernama Emad al-Swealmeen.
Counter Terrorism Policing North West mengatakan pihaknya “sangat yakin” al-Swealmeen merupakan orang penumpang di dalam taksi yang tewas ketika kendaraan itu meledak tidak lama menjelang pukul 11 siang waktu setempat pada hari Ahad (14/11/2021).
Dilansir The Guardian, berbagai laporan menyebutkan bahwa al-Swealmeen diyakini bukan kelahiran Inggris dan memiliki darah keturunan Suriah-Iraq.
Dia disebutkan sudah pindah masuk agama Kristen setelah pindah dari Timur Tengah ke Inggris dan kemudian sempat diasuh oleh pasangan Kristen sukarelawan Malcolm dan Elizabeth Hitchcott di Liverpool.
Al-Swealmeen mengubah namanya lewat deed poll (dokumen legal yang menunjukkan perubahan nama) menjadi Enzo Almeni – meminjam nama legenda pembalap mobil Italia Enzo Ferrari – supaya terdengar lebih kebarat-baratan dalam aplikasi permohonan suakanya, yang ternyata tidak diloloskan pada 2014, kata Hitchcott kepada Daily Mail.
Hitchcott berkata kepada koran itu, Dia pertama kali datang ke katedral pada bulan Agustus 2015 dan ingin masuk Kristen. Dia mengikuti kursus Alpha, yang menjelaskan soal keyakinan umat Kristiani, dan menuntaskan kursus itu pada bulan November di tahun yang sama. Dengan demikian dia mengambil keputusan berdasarkan pengetahuan dan pindah dari Islam ke Kristen dan dikukuhkan sebagai Kristiani setidaknya pada Maret 2017, tidak lama sebelum dia tinggal bersama kami. Ketika itu dia terkatung-katung dan kami menampungnya.”
Foto-foto yang diunggah di profil laman Facebook keluarga Hitchcott menunjukkab tersangka sedang tersenyum dan berpose bersama dengan pasangan suami-istri tersebut ketika berjalan-jalan beberapa tahun silam. Ada juga foto yang menunjukkan kehadiran al-Swealmeen dalam kebaktian di Katedral Anglikan Liverpool bersama keluarga Hitchcott.
Berbicara kepada BBC, Elizabeth Hitchcott berkata, “Kami sangat, sangat sedih. Kami mencintainya , dia seorang pria yang baik,” seraya menambhakan bahwa dia dan suaminya sangat terkejut dengan insiden tersebut.
Pencarian dilakukan di sebuah alamat di Rutland Avenue dan alamat kedua di Sutcliffe Street, yang menurut aparat merupakan tempat tinggal al-Swealmeen sebelumnya. Polisi mengatakan mendpati sejumlah “benda signifikan” di tempat tersebut.
Para detektif menyatakan insiden itu sebagai serangan teroris, tetapi mengatakan bahwa motifnya tidak jelas.
Sejumlah sumber resmi sebelumnya mengkonfirmasi kepada kantor berita PA bahwa tersangka sebelumnya tidak diketahui atau dikenal oleh aparat keamanan. Berarti kemungkinan dia tidak memiliki catatan (kriminal) di kepolisian.
Aparat meminta publik menyampaikan informasi sekecil apapun yang mereka ketahui terkait al-Swealmeen, yang diharapkan akan membantu proses penyelidikan.*