Hidayatullah.com—Presiden Suriah Bashar Al Assad akan memberikan senjata-senjata kimia milik Suriah kepada kelompok Syiah Hizbullah di Libanon, kata seorang jenderal Suriah yang membelot kepada Times of London, lansir Alarabiya (19/9/2012).
Mayor Jenderal Adnan Sillu mengatakan, selain berencana memberikan senjata kimia kepada Hizbullah, Presiden Assad juga berencana menggunakannya untuk menyerang rakyat sipil Suriah, “sebagai upaya terakhir,” tulis koran Zionis Haaretz yang mengutip Times.
“Kami mendiskusikan secara serius tentang penggunaan senjata kimia, termasuk bagaimana menggunakannya dan di mana digunakannya,” kata Sillu.
“Kami membicarakannya sebagai upaya terakhir –misalnya jika rezim kehilangan kontrol atas wilayah-wilayah penting seperti Aleppo,” kata Sillu lagi.
Hari Senin (17/9/2012) mingguan Jerman Der Spiegel menulis bahwa Suriah mengujicoba sistem penembakan senjata kimia pada akhir bulan Agustus lalu.
“Lima atau enam misil kosong untuk membawa senjata kimia ditembakkan dari tank-tank dan pesawat, di sebuah lokasi yang bernama Diraiham di daerah gurun dekat desa Khanasair,” sebelah timur kota Aleppo, tulis Der Spiegel.
Pusat penelitian Safira diduga sebagai lokasi ujicoba senjata kimia terbesar Suriah. Resminya tempat itu disebut sebagai “pusat riset ilmiah”.
Menurut keterangan para saksi yang dikutip dalam laporan itu, orang-orang Iran, yang diyakini sebagai anggota Garda Revolusi Iran, diterbangkan dengan helikopter unjuk mengujicoba senjata kimia.
Para ilmuwan Iran dan Korea Utara kabarnya dipekerjakan di kompleks penelitian yang sangat luas tersebut, yang menurut agen-agen intelijen Barat, memproduksi senjata kimia seperti sarin dan gas mustard.
Bulan lalu Presiden Prancis Francois Hollande memperingatkan bahwa penggunaan senjata kimia oleh rezim Suriah merupakan alasan yang sah untuk dilakukannya intervensi asing.*