Hidayatullah.com–Departemen Kehakiman Amerika Serikat (AS) telah mendakwa pendiri sebuah gereja Filipina karena terlibat dalam kasus perdagangan anak perempuan dan perempuan muda dengan memaksa mereka berhubungan seks dengannya. Dalam dakwaan tersebut, pendiri gereja juga dituduh mengumpulkan uang tunai untuk amal palsu yang berbasis di California, yang digunakan untuk merekrut korban yang dibawa dari Filipina ke AS untuk bekerja di sebuah gereja bernama Kingdom of Jesus Christ, The Name Above Every Name (KOJC).
Beberapa korban dikatakan telah ditugaskan mengumpulkan uang untuk membantu mendanai gaya hidup mewah pendiri gereja yang dikenal sebagai Apollo Carreon Quiboloy, sekutu Presiden Filipina Rodrigo Duterte. Pria berusia 71 tahun, yang disebut oleh anggota gereja sebagai ‘Anak Allah yang Ditunjuk’ bersama dengan dua terdakwa lainnya, kini didakwa dalam kasus perdagangan seks perempuan berusia 12 hingga 25 tahun karena bekerja sebagai asisten pribadi, atau ‘pastoral’, untuk Quiboloy.
“Korban menyiapkan makanan Quiboloy, membersihkan tempat tinggalnya, memijatnya dan diharuskan berhubungan seks dengan Quiboloy, yang disebut pendeta ‘tugas malam’,” kata departemen itu dalam sebuah pernyataan pers.
Quiboloy dan administrator KOJC lainnya memaksa para pendeta untuk melakukan ‘tugas malam’ – yaitu berhubungan seks dengan Quiboloy dan jika ditolak akan diancam dengan cedera mental dan fisik serta penyiksaan. Lembar dakwaan menyatakan skema perdagangan seks diyakini telah berlangsung setidaknya selama 16 tahun hingga 2018.
Korban yang patuh akan diberi hadiah ‘makanan lezat, kamar hotel mewah, perjalanan ke tempat-tempat wisata, dan pembayaran tunai tahunan berdasarkan kinerja’ menggunakan uang yang dikumpulkan KOJC dari AS. Tuduhan terakhir membuat total sembilan kasus yang melibatkan gereja.
Tiga ditangkap di AS
Departemen Kehakiman mengatakan Quiboloy memiliki tempat tinggal besar di Hawaii, Las Vegas, dan pinggiran kota Los Angeles, dan dia sekarang diyakini berada di Davao City, Filipina, bersama dengan dua orang lain yang disebutkan dalam dakwaan. Menurut situs web gereja, mereka telah berhasil mengumpulkan enam juta pengikut di 200 negara sejak didirikan oleh Quiboloy pada tahun 1985.
Oktober lalu, Quiboloy di Facebook-nya memposting makan malam dengan Duterte di pesta makan malam dengan teman Presiden. Juru bicara Presiden Duterte Karlo Nograles menolak mengomentari ‘hubungan pribadi’ Duterte dengan Quiboloy.
Nograles mengatakan dia tidak tahu apakah AS telah mengajukan permintaan ekstradisi Quiboloy, tetapi Filipina akan memberikan kerja sama melawan kekejaman itu. Sekretaris pengacara Quiboloy, Dinah Tolentino-Fuentes, di Filipina mengatakan kepada AFP bahwa ‘pertemuan darurat’ sedang berlangsung tetapi menolak mengomentari kasus tersebut. *