Hidayatullah.com—Sejumlah orangtua di bagian selatan Meksiko mengatakan bahwa mereka mendapat ancaman dari sebuah geng kriminal setelah sekolah PAUD anak mereka memenangkan lotre 20 juta peso ($950.000; £710.000). Keluarga mereka terpaksa hidup berpindah-pindah karena diteror kelompok tersebut.
Cerita bermula dari pemerintah Meksiko yang ingin menjual pesawat kepresidenan untuk membeli suplai kebutuhan rumah sakit yang kewalahan menghadapi pandemi Covid-19. Pembelian pesawat Boeing 787 Dreamliner itu sendiri disesali karena dianggap sebagai salah satu pemborosan yang dilakukan oleh pemerintahan sebelumnya. Oleh karena penjualan pesawat itu dianggap cara yang tidak praktis, maka pemerintah berinisiatif membuka lotre.
Sejumlah tiket lotre seharga 500-an peso diborong oleh dermawan tak dikenal dan dibagikan ke sekolah-sekolah dan PAUD miskin di seantero Meksiko.
Daftar 100 pemenang lotre “Pesawat Kepresidenan” itu diumumkan pada September 2020 dan dimuat di koran-koran Meksiko.
Sebuah PAUD di desa orang asli Ocosingo merupakan salah satu pemenangnya. Orangtua PAUD kecil bermurid sekitar 20-an anak itu diserahi tanggung jawab mengurus hadiah lotre.
Tidak lama setelah kemenangan mereka diumumkan, sebuah geng bernama Los Petules mengirimkan ancaman, meminta uang hadiah lotre untuk membeli senjata.
Tuntutan geng itu ditolak, orangtua murid lantas menggunakannya untuk memperbaiki atap bangunan PAUD.
Keluarga-keluarga itu mengatakan mereka terpaksa meninggalkan desa dan hidup menggelandang.
Ancaman meningkat tahun ini ketika orangtua murid memutuskan untuk menggunakan sisa uang 14 juta peso untuk membangun desa.
Pada bulan Maret, seorang bapak ditembak oleh anggota gengbyang meminta uang hadiah lotre.
Bulan lalu, situasi memanas ketika geng itu menyerang para wanita dan anak-anak desa, sehingga memaksa 28 keluarga lari menyelamatkan diri.
Salah satu orangtua murid mengatakan bahwa penduduk desa sudah kehilangan ternak mereka, rumah, kulkas, hasil panen jagung dan kacang, serta ayam.
Geng kriminal marak di Meksiko dan mereka giat melakukan rekrutmen penduduk lokal guna menghadapi rivalnya memperluas wilayah kekuasaan.
Seorang jubir yang mewakili keluarga-keluarga itu mengatakan bahwa mereka sudah melaporkan masalah itu ke pihak berwenang setempat. Kecuali geng itu dilucuti senjatanya dan dibubarkan, mereka tidak dapat kembali ke rumah dengan aman, lansir BBC Selasa (23/11/2021).*