Hidayatullah.com–Libya berencana menutup tiga detensi migran terbesar, demikian diumumkan Menteri Dalam Negeri Fathi Bashagha.
Tiga pusat detensi migran yang kontroversial itu berada di Misrata, Tajoura dan Khoms, lansir BBC Jumat (2/8/2019).
Pengumuman itu disampaikan menyusul kritikan tajam terhadap tindakan Libya yang mengembalikan para migran ke Tajoura setelah tempat itu dihantam serangan misil mematikan.
Serangan “keterlaluan” itu bisa dianggap sebagai kejahatan perang, kecam utusan khusus PBB untuk Libya Michelle Bachelet.
Organisasi-organisasi yang memantau situasi di Libya takut penutupan itu membuat pusat detensi lainnya yang sudah padat akan semakin padat, sehingga migran bertambah rentan jatuh ke tangan geng perdagangan manusia.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Baru pekan lalu, 150 migran yang berusaha meninggalkan Libya menuju Italia tenggelam di lepas pantai Libya. Tragedi itu merupakan yang kehilangan nyawa terbanyak dalam satu insiden sepanjang tahun ini di Laut Mediterania.*