Hidayatullah.com — Banyak tenda di kamp-kamp pengungsi tidak mampu menahan beratnya hujan salju di distrik Afrin dan Azez di Suriah utara. Dilansir Middle East Eye, hujan salju juga memblokir jalanan setempat.
Wilayah Azez, Al-Bab dan Afrin, yang telah dibersihkan dari teroris oleh pasukan Turki dan pejuang setempat, berubah menjadi sangat dingin setelah hujan salju turun semalaman.
Sejak 2016, Turkiye telah meluncurkan tiga operasi anti-teror lintas perbatasan ke Suriah Utara. Operasi Euphrates Shield (2016), Olive Branch (2018) dan Peace Spring (2019) dilakukan untuk mencegah terbentuknya koridor teror dan memungkinkan perdamaian kembali.
Meskipun hujan salju berhenti di pagi hari, jalan ditutup di kamp–kamp yang terletak di sekitar Afrin dan Azez, di mana salju menumpuk setinggi 40 sentimeter (15,7 inci).
Dengan wilayah yang diselimuti oleh hujan salju, banyak tenda yang hancur oleh angin dan beratnya salju.
Berupaya membersihkan tenda mereka dengan sarana terbatas, warga Suriah dipaksa untuk mencari dukungan dari kelompok bantuan.
Tenda runtuh menimpa anak-anak yang tertidur
“Setelah hujan salju, tenda kami runtuh menimpa kami. Hujan berubah menjadi salju dalam sekejap, di tengah malam,” Mohammed Hisham, seorang warga kamp pengungsi Suriah, mengatakan kepada Anadolu Agency.
Mengatakan bahwa hujan jauh lebih mudah bagi mereka yang tinggal di tenda-tenda untuk dihadapi, Hisham menambahkan: “Ketika salju semakin lebat, tenda-tenda runtuh. Tenda-tenda menimpa wanita dan anak-anak saat mereka tidur. Hampir 50 tenda rusak.”
Mereka mengumpulkan plastik dan kardus untuk dibakar supaya tetap hangat dan meminta kelompok bantuan untuk membantu mereka melewati musim dingin yang keras, tambahnya.
“Kami menutupi tenda dengan selimut untuk melindungi diri dari cuaca dingin, tetapi ketika salju turun, salju menimpa kami,” kata Vedi Yacur, warga kamp lainnya.
“Mereka mencoba memperbaiki tenda yang dibongkar dengan bantuan anak-anak mereka, tetapi tidak ada gunanya,” kata Yacur.
“Kami harus pindah ke tetangga kami,” tambahnya. “Para dermawan menyediakan bahan bakar musim dingin, tetapi itu tidak cukup. Kami mendapatkan bahan bakar dengan mengumpulkan plastik dari sekeliling”.*