Hidayatullah.com— Presiden pendiri Genocide Watch, Gregory Stanton mengatakan dia telah meminta “Kongres AS untuk mengeluarkan resolusi yang memperingatkan genosida yang terjadi di India”. Stanton juga mendesak Presiden AS Joe Biden menjelaskan pada PM India, Narendra Modi bila genosida akan menjadikan hubungan AS-India memburuk.
“(Presiden Joe) Biden harus memberi tahu (Perdana Menteri Narendra) Modi jika genosida terjadi, itu akan mengharuskan kita untuk menilai kembali semua hubungan kita dengan India,” kata nya dalam wawancara 28 menit dengan Karan Thapar untuk The Wire.
Stanton mengatakan bahwa meskipun organisasinya, Genocide Watch, tidak memeringkat negara, Museum Peringatan Holocaust AS percaya bahwa, setelah Pakistan, India adalah negara kedua yang paling mungkin untuk melakukan genosida terjadi.
Dalam wawancara tersebut, Stanton mengatakan “tanda-tanda peringatan dini (genosida) hadir di India.” Hal ini mengacu pada ’10 tahapan genosida’ versi Genocide Watch, bahwa beberapa di antaranya telah terpenuhi di India.
Di antaranya adalah; klasifikasi (membedakan orang ‘sebagai kita’ dan ‘mereka’ dan membedakan mereka), aksi simbolisasi (mengidentifikasi orang dengan pakaian yang mereka kenakan atau menyebutnya abba jaan ), akdi diskriminasi dalam UU (kasus UU Amendemen Kewarganegaraan), dan dehumanisasi (menyebut kaum Muslim rayap dan menyuruh mereka pergi ke Pakistan) dan polarisasi (menuduh Muslim ‘jihad cinta’ dan undang-undang diskriminatif terhadap perkawinan silang).
Di atas semua ini, kata Stanton, juga ada seruan nyata untuk genosida yang, tambahnya, mirip dengan genosida di bawah Konvensi Genosida, yang ditandatangani oleh India. Stanton mengatakan “hanya karena sebuah negara adalah demokrasi, bukan tidak mungkin genosida terjadi” dan mengutip contoh AS sendiri di mana, katanya, genosida telah dilakukan terhadap penduduk asli Amerika dan juga terhadap orang Afrika-Amerika.
Dia mengatakan ketakukan adanya genosida sedang terjadi di India saat ini. Menurutnya, apa yang dia sebut sebagai tanda peringatan dini, telah terjadi. “Genosida bukanlah sebuah peristiwa, itu sebuah proses. Itu berkembang,” katanya.
Stanton mengatakan jika genosida terjadi “bukan negara tetapi massa yang akan melakukannya.” Berbicara secara khusus tentang Perdana Menteri Modi, Stanton mengatakan dia telah mengatakan kepada Kongres AS bahwa dia yakin Modi mendorong pembantaian tahun 2002 dan juga menggunakan retorika anti-Muslim untuk membangun basis politiknya.
“Dia punya catatan (dan) dia harus menjawab,” katanya. “Dia harus bertanggung jawab,” tambahnya.
Berbicara tentang diamnya perdana menteri – sebulan telah berlalu sejak Dharma Sansad diadakan di Haridwar – Stanton berkata, “Dia adalah perdana menteri India. Dia adalah pemimpin negara. Dia memiliki kewajiban moral untuk mengecam ujaran kebencian.”
Dia menambahkan, “Pemimpin memiliki tanggung jawab untuk tidak tinggal diam,” tambahnya.
Saat ditanya The Wire bagaimana dia menafsirkan diamnya Modi, Stanton mengutip Martin Luther King Jr, yang mengatakan, “Kita akan tahu siapa yang melawan kita bukan dengan apa yang mereka katakan tetapi dengan diamnya mereka.”
Ditanya apakah dia mengatakan bahwa diamnya Modi membuatnya terkutuk, Stanton menjawab: “Tentu saja.”
Pada tahun 1989, Stanton memperingatkan presiden Rwanda bahwa mempertahankan etnis pada kartu identitas akan memastikan terjadinya genosida. Lima tahun kemudian, hal itu terjadi.
Dalam wawancara tersebut, Stanton memberikan rincian peringatan yang dia berikan kepada pemerintah Rwanda dan tanggapan presiden.*