Hidayatullah.com–Infeksi Covid-19 meningkat di seluruh Inggris dengan sekitar satu dari 25 orang terinfeksi, menurut perkiraan terbaru dari Office for National Statistics (ONS).
Dilansir BBC Jumat (11/3/2022), di Skotlandia sebanyak 300.000 – satu dari 18 orang – terinfeksi coronavirus, tingkat tertinggi yang pernah tercatat selama pandemi.
Subvarian Omicron yang disebut BA.2 diduga menjadi strain yang paling banyak menjangkiti orang di Inggris saat ini.
ONS mengatakan terlalu dini untuk mengatakan apa yang ada di balik peningkatan kasus.
Namun, beberapa ilmuwan percaya peningkatan transmisibilitas varian BA.2, pelonggaran aturan pembatasan baru-baru ini, dan berkurangnya kekebalan dari vaksin, semuanya bisa menjadi faktor pendongkrak jumlah infeksi.
Ditanya apakah ada kekhawatiran tentang subvarian tersebut, Menteri Kesehatan Sajid Javid mengatakan pemerintah “tidak khawatir sama sekali”.
“Ada sistem pengawasan kelas dunia yang diberlakukan, dan sementara di beberapa wilayah kita sudah mengalami sedikit peningkatan infeksi, jumlah kasus secara keseluruhan masih sangat rendah dan jumlah rawat inap masih jauh di bawah puncaknya,” kata Javid.
Survei infeksi ONS, yang menguji ribuan orang secara acak di rumah tangga di seluruh Inggris, memperkirakan 2,6 juta orang telah dites positif pada pekan yang berakhir pada 5 Maret, naik dari 2,4 juta dibanding pekan sebelumnya, atau sekitar satu dari 27 orang terjangkit coronavirus.
Kenaikan jumlah infeksi juga di alami di empat wilayah lain di Inggris.
Di Irlandia Utara orang yang dites positif naik dari 5,8% menjadi 7,8% (satu dari 13 orang).
Di Skotlandia, hasil tes positif naik dari 5,3% menjadi 5,7% (satu dari 18).
Di England, pekan lalu naik dari 3,6% menjadi 3,8% (satu dari 25).
Di Wales, naik dari 3,1% menjadi 3,2% (satu dari 30 orang).
Kelompok usia yang lebih tua sekarang mengalami peningkatan tingkat infeksi. Sebanyak 2,9% dari kelompok usia di atas 70-an dinyatakan positif di Inggris – tertinggi sejak pertengahan Januari.
Awal pekan ini, pimpinan eksekutif UK Health Security Agency Dr Jenny Harries mengatakan kehadiran Omicron BA.2 sedikit meningkatkan jumlah infeksi di kalangan usia 55 tahun ke atas di wilayah England, yang membuktikan “pandemi ini belum usai”.*