Hidayatullah.com–Menyangkut isu terorisme, sikap Amerika makin aneh saja. Rencananya, pendaftaran untuk para investor dimulai Jumat 1 Agustus besok. Pada tahap awal, pasar itu hanya akan diikuti oleh peserta yang terbatas, yaitu 1.000 investor. Tetapi, pada Januari tahun depan, jumlah peserta taruhan ditingkatkan menjadi 10.000 peserta.
Dalam web site itu, juga dijelaskan peraturan yang melarang pejabat-pejabat pemerintah ikut program tersebut. Selain itu, identitas investor yang terlibat dalam program tersebut akan sepenuhnya dirahasiakan.
Petinggi-petinggi Departeman Pertahanan AS mengharapkan, dengan program baru itu, mereka bisa memperoleh data-data intelijen dan prediksi kejadian di Timur Tengah terkait dengan terorisme. Bagi investor, keuntungan diperoleh jika perkiraannya tepat.
Pihak Pentagon sampai berita ini diturunkan terus menjajaki dan mengembangkan pelaksanaan program yang disebut “analisis kebijakan pasar” itu. Dikatakannya, program tersebut merupakan satu usaha penelitian “untuk menyelidiki kemungkinan terjauh yang bisa disusun menjadi satu cara baru dalam mencegah serangan teroris.”
Program baru itu kira-kira memiliki sistem kerja sebagai berikut: seorang investor -layaknya dalam pasar modal- akan bertransaksi menjual dan membeli kontrak futuress. Seorang investor melakukan perjanjian dengan investor lain untuk melakukan transaksi di masa datang dengan harga yang telah disepakati.
Dalam pasar modal yang dirancang Pentagon itu, patokan untuk mengambil posisi jual atau posisi beli adalah prediksi-prediksi kejadian di Timur Tengah. (Dalam pasar modal umum, patokannya adalah kinerja perusahaan serta prospek dan kondisi makro perekonomian)
Seorang yang meyakini bahwa pada 2004 mendatang Israel akan mendapat serangan rudal dari Syria bisa melakukan kontrak futuress dengan investor lain yang memiliki keyakinan sebaliknya. Tentu saja, seorang investor yang prediksinya tepat akan mendapatkan keuntungan sebesar uang yang dipertaruhkannya.
Para investor bisa melakukan transaksi berdasar satu grafik yang ditampilkan di web site yang dibuat tersendiri oleh Pentagon untuk transaksi itu. Grafik itu menunjukkan posisi pasar pada satu saat tertentu dan disusun sedemikian rupa sehingga investor bisa bertransaksi. Misalnya, investor mengambil posisi pemimpin Palestina Yasser Arafat akan terbunuh atau Raja Jordania Raja Abdullah II akan lengser dari kursi kekuasannya.
Meskipun dalam web site itu dituliskan analisis kebijakan pada “suatu pasar futuress di Timur Tengah”, tetapi dalam grafik itu juga dicakup kemungkinan kejadian penting di belahan dunia lain. Misalnya, serangan rudal yang bisa saja dilakukan Korea Utara.
Menarikkah ide tersebut? Bagi dua senator dari Partai Demokrat, sama sekali tidak. Mereka menuntut proyek itu dihentikan sebelum para investor mulai mendaftarkan diri pekan ini. “Ide untuk melegalkan taruhan berdasar kebengisan dan terorisme adalah sesuatu yang menggelikan dan terlalu aneh-aneh,” kata Ron Wyden, senator dari Oregon.
Tampilan grafik dalam web site Pentagon itu pun dihapus hanya beberapa jam setelah Wyden dan Senator Byron Dorgan dari North Dakota yang juga dari Partai Demokrat menggelar konferensi pers menentang rencana pembentukan satu pasar futuress baru yang tidak lebih dari judi itu.
Dorgan mengungkapkan, pasar itu sebagai sesuatu yang tidak berguna, terlalu ofensif, dan “satu kebodohan yang tak masuk akal.”
“Dapatkah Anda bayangkan jika satu negara lain membentuk satu ajang perjudian, yang memungkinkan seseorang bertaruh pada pembunuhan satu tokoh politik, atau pada kejatuhan satu institusi dan institusi lain?” tambahnya.
Dalam web site itu, Pentagon menyebut bahwa analisis kebijakan pasar tersebut adalah satu program yang terkait dengan proyek agen pengembangan penelitian pertahanan Pentagon, yang disebut dengan DARPA. Selain itu, program tersebut akan memiliki hubungan erat dengan dua perusahaan swasta, yaitu Net Exchange -satu perusahaan teknologi- dan The Economist Intelligence Unit, perusahaan informasi yang menerbitkan majalah ekonomi.
DARPA sendiri telah menuai kritik yang cukup keras dari Kongres atas “Program Kesadaran Informasi Terorisme” yang telah mereka luncurkan sebelumnya. Program berbasis komputer itu banyak dikritik terkait dengan perlindungan privasi seseorang. Menurut Wyden, pengajuan program analisis kebijakan pasar itu juga diprakarsai oleh orang yang dulu mengembangkan program kontroversial tersebut, yaitu John Poindexter. Pada 1980-an, Poindexter juga menjadi satu tokoh kunci dalam skandal Iran-Contra.
Ini adalah skandal penjualan senjata ke Iran untuk ditukar sandera AS yang ditahan Iran. Padahal, saat itu AS menegaskan tak akan bernegosiasi dengan penyandera yang disebutnya teroris. Hasil penjualan ilegal itu digunakan untuk membiayai gerilyawan Contra pro-Amerika di Amerika Tengah.
Setelah skandal itu, Poindexter kehilangan jabatannya sebagai penasihat keamanan nasional zaman Presiden Reagan. Dia juga dituduh melakukan konspirasi, bohong kepada Kongres, menipu pemerintah, dan menghancurkan bukti-bukti skandal Iran-Contra.
Wyden mengatakan, USD 600.000 (sekitar Rp 5,1 miliar) sejauh ini telah dihabiskan untuk mengembangkan program itu, selain rencana pengeluaran tambahan USD 149.000 (sekitar Rp 1,2 miliar) yang juga akan dialokasikan tahun ini. Tahun depan Pentagon telah mengajukan permintaan USD 3 juta (sekitar Rp 25,5 miliar) untuk mengembangkan program itu dan USD 5 juta (sekitar Rp 42,5 miliar) untuk tahun berikutnya.
Wyden menegaskan, menurut versi Senat, rencana pengeluaran anggaran pertahanan akan dipotong dengan uang yang telah dikeluarkan untuk program itu. Tetapi, menurut versi Gedung Putih, pengeluaran itu akan didanai. Dua vesi itulah yang nanti perlu dibahas lagi. (ap/jp)