Hidayatullah.com– TikTok, aplikasi ponsel pintar milik perusahaan asal China ByteDance Ltd., mengakui bahwa sejumlah perusahaan yang berbasis di China bisa mengakses data penggunanya yang berada di Amerika Serikat.
Pengakuan itu disampaikan dalam sebuah surat yang ditujukan kepad sembilan senator AS yang menuding TikTok dan perusahaan induknya memantau aktivitas warga AS dan menuntut jawaban atas pertanyaan: Apakah para pemilik usaha yang berbasis di China dapat mengakses data pengguna TikTok di AS? Peran apa yang mereka mainkan dalam membentuk algoritma TikTok?Apakah informasi tersebut dibagikan kepada pemerintah China?
CEO TikTok Shou Zi Chew mengatakan dalam surat bertanggal 30 Juni 2022 itu, yang dilihat oleh Bloomberg News, bahwa pemilik usaha yang berbasis di China bisa mengakses informasi pengguna TikTok termasuk video publik dan komentar-komentarnya.
Meskipun demikian, tidak ada informasi pengguna yang diberikan kepada pemerintah China, imbuh Shou.
Bos TikTok itu juga mengatakan bajwa pihaknya saat ini sedang menggarap “Project Texas”, termasuk penyimpanan secara fisik informasi pengguna AS di dalam pusat data yang berada di server-server milik perusahaan berbasis di AS Oracle Corp.
Beberapa senator AS, semuanya dari Partai Republik, dalam surat bertanggal 27 Juni, yang dikutip BuzzFeed News, mengatakan bahwa data konsumen AS pengguna TikTok diakses oleh perusahaan-perusahaan di China.*