Hidayatullah.com—Sebuah dana amal Inggris mendapat kecaman setelah menawarkan jasa tur perjanalan dengan konpensasi menginap semalam di pemukiman haram milik Palestina yang dicaplok ‘Israel’. Badan ini menawarkan kepada peserta dalam tur untuk tinggal di pemukiman ilegal di Tepi Barat.
The United Jewish ‘Israel’ Appeal (UJIA), merupakan badan amal terdaftar, adalah sponsor Inggris terkemuka menawarkan “program pengalaman ‘Israel’”. Dimana mengklaim sedang menawarkan sedikit wawasan tentang dominasi dan penaklukan ‘Israel’ yang sedang berlangsung terhadap non-Yahudi di wilayah yang dikendalikan oleh Negara Apartheid tersebut.
Reaksi tersebut menyusul pengungkapan oleh Jewish News bahwa dua peserta dalam tur itu berhenti bulan lalu setelah diberitahu bahwa mereka diperkirakan akan menghabiskan beberapa malam di Almog, sebuah pemukiman ilegal Tepi Barat di dekat Laut Mati. Belakangan diketahui, remaja lain juga keberatan ditempatkan di permukiman ilegal.
Pekan lalu, sekelompok aktivis gerakan pemuda Zionis Inggris menyusun surat protes atas keputusan membawa peserta perjalanan ‘Israel’ untuk menginap di Tepi Barat. “Pemerintah Inggris menganggap permukiman ‘Israel’ ilegal menurut hukum internasional, hambatan bagi perdamaian dan ancaman bagi solusi dua negara,” bunyi surat itu dikutip Middle East Monitor (MEMO).
“Mengirim program berbasis Inggris ke pemukiman di Wilayah Pendudukan Palestina bertentangan dengan prinsip dan nilai yang kami ajarkan dalam gerakan pemuda kami. Ini tidak hanya mengubah pendidikan kami yang bernuansa tentang ‘Israel’ dan konflik, tetapi pada akhirnya memaksa kami untuk terlibat dalam sistem yang pada dasarnya tidak kami setujui. Dukungan kami untuk ‘Israel’ tidak termasuk dukungan untuk pendudukan dan perusahaan pemukiman,” tulisnya.
Surat itu, yang juga dikirim ke badan amal UJIA. “Kami ingin memastikan program kami di masa depan tidak berisiko dikirim untuk tinggal di pemukiman. Untuk itu, kami meminta Anda secara terbuka mengklarifikasi posisi Anda dan berkomitmen untuk tidak melakukannya. membawa grup tur Inggris masa depan untuk tinggal di pemukiman ‘Israel’ di luar Garis Hijau,” demikian protesnya.
UJIA telah mengkonfirmasi bahwa mereka telah meluncurkan penyelidikan atas masalah tersebut. Sebuah badan amal yang juga menangani semua perjalanan Hak Kelahiran dari Inggris.
Dalam laporan keuangan terbarunya, ia mencatat bahwa semua dana yang dialokasikan “dibatasi untuk proyek-proyek di dalam perbatasan ‘Israel’ yang diakui secara internasional,” yang merupakan wilayah dalam Garis Hijau 1967. Dalam sebuah pernyataan yang dikirim media Haaretz, juru bicara UJIA mengatakan masalah ini adalah sangat sensitive.
“Kami memahami bahwa ini adalah masalah sensitif dan memecah belah dan menganggapnya sangat serius.” Selain penyelidikan, juru bicara mengatakan bahwa organisasi itu “melakukan tinjauan menyeluruh dan cepat terhadap kebijakan dan prosedur kami yang ada terkait dengan masalah ini, mencari saran yang relevan dan bekerja sama dengan organisasi mitra kami.”
Tidak jelas apakah Komisi Amal Inggris juga akan meluncurkan penyelidikan pada UJIA. Menurut hokum di Inggris, badan amal terdaftar tidak diizinkan untuk mengumpulkan uang atau melaksanakan proyek yang dianggap politis.*