Hidayatullah.com–Pemerintah Burma mengatakan setidaknya 58 orang diketahui tenggelam setelah perahu yang mengangkut minoritas Muslim Rohingya mengalami kecelakaan. BBC memberitakan, perahu yang membawa sekitar 200 warga etnis Rohingya itu terbalik di lepas pantai Burma barat.
“Operasi pencarian terus dilakukan karena terdapat 58 orang yang masih hilang,” lapor media pemerintah Burma pada Selasa (14/05/2013) dikutip Radio Australia.
Jumlah penumpang yang diketahui selamat mencapai 42 orang sejauh ini. Delapan jenazah telah ditemukan dan banyak lainnya belum ditemukan.
Mereka sedang dalam perjalanan untuk mengungsi dari tempat tinggal sementara guna menghindari topan Mahasen, yang diperkirakan akan menghantam kawasan tersebut dalam hari-hari mendatang.
Perahu tenggelam di laut lepas setelah meninggalkan kota Pauktaw, di negara bagian Rakhine, Senin (13/05/2013) malam.Dikhawatirkan sebagian besar penumpangnya tewas.
Hingga berita ini diturunkan, baru satu orang yang berhasil ditemukan dalam keadaan selamat, seperti dilaporkan BBC.
“Tampaknya perahu meninggalkan tempat penampungan setelah mendapat izin pihak berwenang sebelum menghantam batu,” tutur Kepala Badan PBB untuk bantuan Kemanusiaan di Burma, Barbara Manzi, kepada BBC.
Manzi menambahkan upaya pencarian korban masih terus berlangsung.
Ribuan warga Muslim Rohingya saat ini menempati kamp-kamp sementara di Rakhine setelah terjadi kekerasan tahun lalu.
Mereka kehilangan tempat tinggal sejak terjadi bentrokan antara komunitas Muslim dan Buddha pada bulan Juni dan Oktober 2012. Sekitar 140.000 pengungsi tinggal di kamp-kamp di daerah itu. Diperkirakan 45.000 berada di jalur badai langsung di sekitar kota Sittwe.
Upaya memindahkan para warga Rohingya diserukan oleh PBB karena banyak tempat penampungan yang berada di kawasan pantai yang rendah sehingga rawan banjir dan tersapu ombak jika topan tiba.
Perkiraan awal menyebutkan topan akan mendekati perbatasan Burma dan Bangladesh pada Kamis (16/05/2013) dan tentara sudah dikerahkan untuk membantu pemindahan para pengungsi.*