Hidayatullah.com—Seorang pria yang dituduh membunuh 8 orang dan melukai 12 lainnya, dengan cara menabrakkan truk ke arah pejalan kaki di New York bulan Oktober kemarin, menyatakan diri tidak bersalah atas dakwaan pembunuhan dan terorisme.
Sayfullo Saipov, yang tiba di Amerika Serikat dari Uzbekistan tahun 2010, menyatakan sikapnya itu di pengadilan federal hari Selasa (28/11/2017), lapor BBC.
Dia menghadapi 22 dakwaan pembunuhan dan terorisme, termasuk menyediakan dukungan material kepada kelompok ISIS alias Daesh.
Saipov ditangkap tak lama setelah serangan tanggal 31 Oktober di Manhattan.
Serangan itu merupakan peristiwa mematikan di New York sejak 9/11, ketika kompleks gedung World Trade Center diruntuhkan.
Hukuman paling berat untuk dakwaan itu adalah vonis mati. Namun, pihak kejaksaan belum mengungkap tuntutan hukuman untuk Saipov.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump berulang kali menyeru agar imigran asal Balkan itu dihukum mati.
Saipov muncul di ruang persidangan dengan mengenakan seragam penjara berwarna biru tua dengan kaki dirantai.
Pengacara yang ditunjuk pengadilan untuk mendampingi Saipov menyampaikan sikap tidak bersalah atas dakwaan.
Saipov ditembak polisi tak lama setelah melancarkan serangan dan kemudian diringkus.
Dalam gugatan kriminal yang diajukan ke pengadilan sehari setelah peristiwa tersebut, kejaksaan menggambarkan bagaimana Saipov membanggakan perbuatannya saat dirawat di rumah sakit.
Penyidik mengatakan bahwa pemuda itu membeberkan bagaimana dia terinspirasi video propaganda buatan Daesh dan mulai merencanakan aksinya setahun sebelum kejadian.
Saipov juga disebut-sebut “merasa lega dengan apa yang telah dilakukannya” dan meminta agar bendera ISIS dipasang di ruang perawatannya di rumah sakit, imbuh penyidik.
Sidang selanjutnya kasus Saipov dijadwalkan 23 Januari 2018.*