Hidayatullah.com– Organisasi-organisasi bantuan mengatakan sekitar sepertiga anak-anak di Sudan tidak bersekolah akibat berbagai krisis.
Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa urusan anak, Unicef, dan organisasi amal Save the Children mengatakan hampir tujuh juta anak perempuan dan laki-laki di Sudan tidak bersekolah.
Situasi ini diperburuk dengan pemangko besar-besaran bantuan internasional menyusul kudeta militer tahun lalu.
Sebanyak 12 juta lainnya berpotensi pendidikan mereka terganggu oleh konflik bersenjata dan kerusuhan, inflasi yang meroket serta kurangnya jumlah guru dan infrastruktur.
“Tidak ada negara yang sanggup memiliki sepertiga dari anak-anaknya tanpa literasi dasar, berhitung atau keterampilan digital. Pendidikan bukan hanya hak – itu adalah garis hidup,” kata Mandeep O’Brien, perwakilan Unicef di Sudan, seperti dilansir BBC Senin (12/9/2022).
Begitu anak-anak putus sekolah, kecil kemungkinan mereka akan kembali, terutama anak perempuan.
Lebih parah lagi anak-anak – dan orang tua mereka – juga kelaparan.
Sepertiga dari populasi menghadapi apa yang disebut PBB sebagai “kerentanan pangan akut” disebabkan Sudan menghadapi kekeringan, banjir bandang, dan berbagai tantangan lainnya.*