Hidayatullah.com—Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah memerintahkan militer untuk menggelar operasi darat ke utara Iraq dan Suriah untuk menghilangkan ancaman teror. Erdogan mengatakan, Ankara akan membuat mereka membayar harga kelompok teror yang menganggu, ujarnya.
“Pertama-tama, operasi di Irak utara dan Suriah utara ini bukanlah operasi yang dilakukan dengan pemikiran acak dengan mengatakan ‘siapa yang akan mengatakan apa?’ atau ‘bagaimana itu bisa terjadi?’,” ungkap Presiden Erdogan dikutip Anadolu Agency.
“Seperti yang telah kami katakan sebelumnya jika seseorang mengganggu negara dan tanah kami, kami akan membuat mereka membayar harganya. Jadi, ada organisasi teroris di selatan kami yang merencanakan banyak serangan atau melakukan serangan semacam itu dan menimbulkan ancaman (kepada Turki),” kata Erdogan pada Ahad kepada wartawan di pesawat kepresidenan saat kembali dari kunjungannya ke Qatar.
Pernyataan Erdogan muncul setelah Turki pada Minggu pagi meluncurkan Operasi Cakar-Pedang, operasi udara lintas batas melawan kelompok teror YPG/PKK yang memiliki tempat persembunyian ilegal melintasi perbatasan Irak dan Suriah di mana mereka merencanakan serangan di tanah Turki.
“Ini tidak terbatas hanya pada operasi udara,” ujar Erdogan, sambil menambahkan bahwa institusi terkait akan melakukan konsultasi dan mengambil langkah yang sesuai.
Operasi udara Turki mengikuti serangan teror pada Minggu lalu di Jalan Istiklal yang ramai di Istanbul yang menewaskan sedikitnya enam orang dan menyebabkan 81 lainnya luka-luka. Kementerian Pertahanan Turki mengatakan operasi itu dilakukan sejalan dengan hak membela diri berdasarkan Pasal 51 Piagam PBB.
Erdogan mengatakan hampir 70 pesawat, termasuk drone bersenjata, ikut serta dalam operasi itu, dan menambahkan bahwa total 89 target teror, termasuk tempat perlindungan, bunker, gua, terowongan, dan gudang amunisi telah dihancurkan. “Pada titik ini, 45 target teroris pada kedalaman sekitar 140 km di Irak utara, dan 44 target pada kedalaman sekitar 20 km di Suriah,” tambah dia.
Ditanya apakah Turki sudah berbicara tentang operasi ini dengan Rusia dan Amerika Serikat (AS), Erdogan mengatakan: “Kami belum melakukan percakapan dengan (Presiden AS Joe) Biden atau (Presiden Rusia Vladimir) Putin mengenai operasi ini. Namun, baik Biden maupun Putin sudah mengetahuinya kita dapat melakukan hal-hal seperti itu di wilayah ini kapan saja.”
Erdogan mencatat bahwa Washington sayangnya telah mengirim ribuan peralatan, amunisi, dan senjata ke zona teror di Suriah.
Dukungan korban
Semantara itu, seorang wanita yang kehilangan anggota keluarganya dalam serangan teror mematikan baru-baru ini di Istanbul menyatakan dukungannya terhadap operasi militer terbaru Turkiye melawan kelompok teroris PKK/YPG di utara Suriah dan Iraq.
Mevludiye Meydan, yang mana suami dan putrinya berusia sembilan tahun menjadi korban serangan teroris, mengatakan Menteri Dalam Negeri Turki Suleyman Soylu berjanji akan membalasnya.
“Sudah seminggu sejak serangan di Istanbul. Saya tidak terlalu sehat, tapi setidaknya hari ini saya sedikit lega. Mengetahui bahwa telah dilakukan balas dendam putri saya dan suami saya telah melegakan saya sedikit.”
Turki melakukan operasi udara terhadap kelompok teror PKK/YPG di Suriah utara dan Iraq utara, kata Kementerian Pertahanan Nasional pada Ahad pagi. Operasi itu menyusul serangan teroris Ahda lalu di Jalan Avenue yang ramai di Istanbul yang menewaskan sedikitnya enam orang dan menyebabkan 81 lainnya luka-luka.
Pemerintah Turki mengatakan serangan itu dilakukan oleh organisasi teror PKK/YPG.*