Hidayatullah.com—Media di Paraguay melaporkan bahwa tulisan Reuters baru-baru ini yang melansir laporan Russian Direct Investment Fund (RDIF) tentang vaksin Covid-19 Rusia yang dipakai di negara itu dan efikasinya tidak akurat.
Otoritas Kesehatan Paraguay mengatakan bahwa vaksin yang dipakai adalah Sputnik V, bukan Sputnik Light sebagaimana yang dilaporkan.
Dilansir The Guardian Rabu (18/8/2021), Ultimahora melaporkan bahwa dalam konferensi pers yang digelar untuk meluruskan informasi agar tidak terjadi kebingungan, pejabat terkait mengatakan meskipun komponen pertama vaksin Sputnik V sama dengan yang dipergunakan dalam vaksin dosis tunggal Sputnik Light, otoritas kesehatan Paraguay tidak menggunakan vaksin Sputnik Light.
“Itu bukan berarti kami menggunakan untuk kepentingan darurat Sputnik Light. Kami memaklumi dan menerima dukungan klinik. Vaksin ini merupakan adenovirus 26, seperti yang diaplikasikan dalam formula pertama,” kata Kepala Direktorat Pengawasan Kesehatan Nasional (Dinavisa) María Antonieta Gamarra.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, laporan RDIF menyebutkan bahwa suntikan vaksin Rusia tersebut menunjukkan efikasi 93,5% di Paraguay, mengutip data Kementerian Kesehatan Paraguay yang dikumpulkan pada 30 Juli.
Vaksin itu terbukti sangat efektif pada lebih 320.000 orang, meskipun tidak jelas apakah studi tersebut memperhatikan kemungkinan perubahan musiman yang mempengaruhi penyebaran virus.
“[Laporan Rusia tersebut] tidak jauh berbeda dengan analisis yang sedang kami lakukan. Kami nanti akan memberikan laporan perihal efektivitas semua vaksin. Analisis seperti ini biasanya keluar ketika 50% populasi sudah dijangkau,” kata Direktur Pengawasan Kesehatan Guillermo Sequera.
Héctor Castro, kepala Program Perluasan Imunisasi (PAI), mengatakan bahwa Kementerian Kesehatan senantiasa memberikan dua dosis vaksin sebagaimana yang dianjurkan.
“Kami dengan Sputnik tidak bicara soal dosis tunggal, kami selalu mengikuti penuntasan skema dengan komponen 2 (vaksinasi dua dosis, red). Berkaitan dengan vaksin-vaksin ini kami selalu mendukung penerimaan komponen kedua sebagai bagian dari kontrak dan kami tidak menyebut bahwa vaksin-vaksin ini dapat saling dipertukarkan.”
RDIF mengatakan tidak ada kasus efek samping serius berkaitan dengan pemberian vaksin Sputnik di Paraguay.
Hari Senin, The Guardian melaporkan database terbaru Uni Eropa tentang keamanan vaksin Covid-19 buatan Pfizer/BioNTech. Data itu menunjukkan dari sekitar 330 juta dosis yang disuntikkan pada akhir Juli sebanyak 244.807 melaporkan adanya kasus efek samping. Dari total kasus efek samping itu sebanyak 4.198 berakibat fatal, meskipun tidak diketahui pasti apakah memang vaksin tersebut sebagai penyebabnya.*