Hidayatullah.com–Pemerintah Afghanistan hari Ahad (27/2) mengatakan, hasil penyelidikannya menemukan bahwa NATO telah membunuh 65 warga sipil, kebanyakan anak-anak, selama penyerbuan ke daerah pertahanan pejuang Afghanistan di kawasan timur laut baru-baru ini.
Jumlah korban tewas selama beberapa hari operasi militer di Provinsi Kunar terdiri dari 21 bocah laki-laki, 19 bocah perempuan, 10 wanita dan 15 pria dewasa. Demikian disampaikan kantor kepresidenan lewat sebuah pernyataan.
Sebagaimana dilansir AFP (27/2), meski menyesalkan ada korban yang jatuh, jurubicara International Security Assistance Force (ISAF) Letkol John Dorrian menyangkal angka yang disampaikan pemerintah Afghanistan.
Dorrian mengatakan, menurut pemeriksaan ISAF hanya ditemukan 5 hingga 7 warga sipil yang “kemungkinan terluka”. Dan penyelidikan terus berlanjut, imbuhnya.
Pekan lalu Presiden Hamid Karzai mengirimkan delegasi guna membicarakan masalah korban sipil yang terus berjatuhan selama operasi militer pasukan gabungan negara-negara asing pimpinan NATO dan Amerika Serikat. Karzai menilai, banyaknya korban sipil yang bergelimpangan akan mengikis kepercayaan rakyat atas pemerintah Afghanistan yang mendapat dukungan Amerika Serikat dan sekutunya.
Hari Kamis lalu NATO juga mengatakan, mereka sedang melakukan penyelidikan atas tuduhan bahwa pesawat-pesawat tempurnya membunuh lima orang warga sipil di Provinsi Kasipa, sebelah timur laut Kabul.
Menurut kepala polisi propinsi Abdul Hamid kepada AFP, penduduk desa setempat memperkirakan, korban tewas adalah warga sipil yang sedang berburu di distrik Alasai yang berbukit-bukit, saat mereka diserang pesawat-pesawat tempur NATO.*