Biksu ultranasionalis, yang pernah menyerukan boikot Muslim dan menyebarkan kebencian terhadap Islam, dianugerahi penghargaan nasional oleh penguasa militer Myanmar di hari kemerdekaan negara itu.
Biksu Wirathu, dianugerahi gelar kehormatan “Thiri Pyanchi” karena “pekerjaannya yang luar biasa demi Persatuan Myanmar”. Penganugerahan tersebut menjelang peringatan kemerdekaan Myanmar, lansir tim informasi militer pada Selasa (03/01).
Wirathu, yang pernah dijuluki “wajah teror Buddha”, termasuk di antara ratusan tokoh yang menerima gelar kehormatan dan bentuk penghargaan lainnya karena negara itu menandai 75 tahun kemerdekaannya dari Inggris pada Rabu (04/01).
Biksu Wirathu telah sejak lama terkenal karena pandangan ultranasionalis dan anti Islam – terutama terhadap minoritas Muslim Rohingya di Myanmar.
Pada 2013, ia muncul di sampul majalah Time dengan judul, The Face of Buddhist Terror atau Wajah Teror Buddha.
Kelompok HAM menuduh Wirathu membantu menyebarkan kebencian dan permusuhan terhadap komunitas Muslim Rohingya.
Bahkan dia diduga berperan dalam meletakkan dasar operasi militer pada 2017 yang memaksa 700 ribu Rohingya melarikan diri melintasi perbatasan ke Bangladesh.
Beberapa ribu tahanan juga dijadwalkan dibebaskan untuk menandai peringatan nasional pada hari Rabu, menurut media lokal dan juru bicara pemerintah, meskipun tidak diketahui apakah tahanan politik termasuk di antara 7.012 yang dilaporkan akan dibebaskan.
Panglima militer Min Aung Hlaing juga menggunakan perayaan hari kemerdekaan hari Rabu untuk mengecam negara-negara yang mengintervensi urusan negaranya sambil berterima kasih kepada pihak lain yang telah bekerja sama secara “positif”, yaitu China, India, Thailand, Laos, dan Bangladesh.*