Hidayatullah.com—Seiring dengan meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran, Teheran telah memulai latihan perang besar pertamanya sejak Presiden Trump dilantik. Latihan militer selama dua hari yang dilakukan angkatan bersenjata negeri Syiah itu mencakup area seluas dua juta kilometer persegi.
Angkatan Laut Iran mulai melakukan latihan tahunan dekat Selat Hormuz hari Ahad (26/2/2017), lapor stasiun televisi pemerintah dilansir Deutsche Welle.
Komandan AL Iran Habibollah Sayyari mengatakan kepada stasiun tv pemerintah bahwa kapal-kapal perang dan helikopter Iran ikut berpartisipasi dalam latihan perang selama dua hari di Laut Oman dan Samudera Hindia, mencakup area seluas 2 juta kilometer persegi.
Selat Hormuz, terletak di antara Teluk Arab (Persia) dan Teluk Oman, merupakan perairan strategis bagi sejumlah negara. Pasalnya, hampir sepertiga perdagangan minyak lewat laut melintasi kawasan itu. Di sana beberapa kali pernah terjadi konfrontasi antara Amerika Serikat dan Iran.
Armada Kelima AL Amerika Serikat yang ditempatkan di Bahrain, seberang Teluk Arab yang berhadapan dengan Iran, menolak memberikan komentar perihal latihan tersebut, dan tidak mengungkap apakah pihaknya berencana memantau pergerakan Iran dalam latihan tersebut.
Latihan itu berpotensi meningkatkan ketegangan antara Washington dan Teheran. Saat kampanye pilpres, Trump berulang kali mengkritik kesepakatan nuklir antara Iran dan komunitas internasional termasuk AS di era Obama. Trump juga berjanji akan bersikap lebih keras terhadap Teheran.
Bulan lalu, sebuah kapal AL Amerika Serikat melepaskan tembakan peringatan ke arah empat kapal Iran di Selat Hormuz, setelah mereka bergerak mendekat dengan kecepatan tinggi. Awal bulan ini, Trump mengeluarkan sanksi baru atas Teheran berkaitan dengan uji rudal balistik yang dilakukan Iran belum lama ini.*