Hidayatullah.com–Seorang biarawati di India didepak keluar kongregasinya setelah melaporkan perihal uskup yang berkali-kali memperkosa seorang biarawati.
Dilansir BBC Kamis (17/10/2019), sister Lucy Kalappura mengatakan kecewa dengan keputusan Vatikan yang menolak permohonan banding atas keputusan pemecatannya dari Franciscan Clarist Congregation (FCC) di negara bagian Kerala.
Wanita itu mengatakan tidak akan meninggalkan tempat itu dan sekarang berencana mengajukan gugatan ke pengadilan.
Sister Lucy ambil bagian dalam protes-protes terhadap Uskup Franco Mulakkal di tahun 2018.
Uskup itu kemudian ditangkap dengan tuduhan memperkosa berulang kali seorang biarawati antara tahun 2014 dan 2016. Pemuka Katolik itu membantah semua tuduhan.
FCC mengatakan sister Lucy didepak sebab “gaya hidupnya” melanggar aturan kongregasi. Akan tetapi wanita itu mengatakan bahwa dirinya dikeluarkan karena berperan banyak dalam protes-protes terhadap Uskup Franco Mulakkal.
Kepada jurnalis Yogita Limaye dari BBC biarawati Katolik itu mengatakan “tidak puas sama sekali” dengan respon Vatikan terhadap masalahnya. Dia mengatakan pejabat-pejabat gereja bahkan tidak menghubungi dirinya untuk mendengarkan cerita dari sisinya.
“Saya tidak akan meninggalkan konven ini. Gaya hidup yang saya jalani sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang ada,” imbuhnya.
Meskipun surat yang diterimanya dari Vatikan menyebutkan dia dapat “mengajukan permohonan baru” apabila merasa keputusan gereja “bertentangan dengan hak-haknya yang dijamin hukum”, wanita itu mengaku tidak akan mengajukan permohonan kedua kalinya ke gereja, dan justru akan melayangkan gugatan ke pengadilan.
“Saya diperbolehkan mengajukan permohonan banding kedua, tetapi saya tidak melihat ada manfaatnya melakukan hal itu sebab mereka (pihak gereja) sudah menentukan sikap. Sekarang saya akan pergi ke pengadilan atas nama semua orang yang tertindas dan diperlakukan secara buruk oleh pihak berwenang,” kata biarawati itu kepada BBC.
Biarawati-biarawati lain yang memprotes uskup itu menuding pejabat-pejabat gereja di Kerala serta Vatikan menutup mata terhadap kasus-kasus pemerkosaan yang terjadi.
Mereka mengatakan sudah mengirim sebuah surat ke Dubes Vatikan untuk India dan bahkan langsung ke Vatikan, tetapi tidak ada tanggapan sama sekali.
Respon yang mereka terima justru tindakan pemberian hukuman terhadap para biarawati yang melakukan protes, berupa peringatan disiplin dan pemindahan tempat tugas.
Dalam persidangan di sebuah pengadilan lokal, salah seorang biarawati mengatakan kepada hakim bahwa gereja berusaha melakukan sabotase terhadap bukti-bukti guna melindungi uskup bersangkutan.*