Hidayatullah.com—Seorang pengacara Bangladesh dilaporkan telah menghina Nabi Muhammad SAW di media sosial pada hari Rabu, menambah ketegangan yang ada di seluruh negeri. Unggahan Facebook menyebar di media sosial ketika negara Asia Selatan yang berpenduduk mayoritas Muslim itu marah atas pernyataan yang menghina Nabi Muhammad SAW oleh dua pejabat partai penguasa India, Partai Bharatiya Janata (BJP), pekan lalu, lapor Anadolu Agency.
Otoritas Asosiasi Pengacara Mahkamah Agung (SCBA) pada hari Rabu menangguhkan keanggotaan pengacara Mahkamah Agung Saifur Raza atas tuduhan menghina Nabi Muhammad (SAW) di Facebook. Advokat Presiden SCBA Momtaz Uddin Fakir membenarkan penangguhan keanggotaan Saifur Raza.
Keanggotaan Advokat Mahkamah Agung Saifur Raza telah ditangguhkan karena unggahan ini. Komite eksekutif SCBA mengambil keputusan setelah mengadakan pertemuan darurat pada hari Rabu, kata presiden SCBA.
Sebagian pengacara melakukan aksi protes, dan menuntut hukuman bagi Saifur Reza. Pengacara yang gusar juga merusak kursi, meja, dan rak buku kamar Advokat Saifur Raza. Sementara Dewan Pengacara Mahkamah Agung Bangladesh telah menangguhkan keanggotaan pengacara itu.
Sebuah kasus telah diajukan terhadap pengacara itu di Kantor Polisi Shahbag, Dhaka pada Rabu malam. “Kami telah menerima kasus yang diklasifikasikan sebagai buku harian pengaduan (GD) dan akan menyerahkan laporan ke unit siber hari Kamis untuk penyelidikan,” kata petugas jaga Moudud Hawlader kepada Anadolu.
Pernyataan pengacara itu dinilai sangat mengikis sentimen Islam dan mengancam keharmonisan penduduk, menurut laporan polisi. Pengacara senior Mahkamah Agung, Md Jashim Uddin, menegaskan tindakan yang dilakukan pengacara tersebut sangat di luar dugaan.
“Kami menuntut hukuman yang setimpal agar tidak ada yang berani melakukan tindakan keji menghina Nabi yang merusak kerukunan masyarakat negeri ini,” kata Uddin.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Sementara itu, partai Islam terbesar di Bangladesh, Islami Andolan, mengumumkan akan berbaris menuju kantor Komisaris Tinggi India di Dhaka untuk menyerahkan sebuah memorandum yang menuntut agar hukuman dijatuhkan pada dua pejabat partai tersebut. Demonstrasi massal juga digelar di Bangladesh usai shalat Jumat pekan lalu terkait masalah tersebut.
Pemerintah India sebelumnya telah menyatakan bahwa pernyataan yang dibuat oleh pejabat partai – salah satunya telah ditangguhkan sementara yang lain telah dipecat – tidak mencerminkan pendirian partai yang sebenarnya. Hingga hari ini, Saifur Reza menolak berbicara dengan media.*