Hidayatullah.com–Koalisi Jabhah Nusrah dan milisi pembebasan Suriah merebut sebuah desa di lokasi strategis dari pasukan pro-pemerintah di luar kota yang diperebutkan, Aleppo pada hari Jumat, (06/05/2016) menandakan munculnya kembali sebuah koalisi milisi pembebasan kuat dalam konflik Suriah.
Pertempuran yang dimulai kembali itu meletus di sekitar desa Khan Touman beberapa jam setelah pejuang oposisi mengambil posisi dari pasukan pro-pemerintah, lapor kelompok pengawas Syrian Observatory for Human Rights (SOHR).
Beberapa jet tempur, diduga milik angkatan udara Suriah atau angkatan udara sekutu kuat mereka, Rusia, telah meluncurkan serangan ke posisi oposisi.
Setidaknya 43 gerilyawan dan 30 pejuang di kubu pemerintah telah gugur dalam pertempuran tersebut sejak Kamis sore, menurut kelompok observatorium tersebut.
Serangan itu diperintahkan oleh koalisi Jaishul Fath, kelompok yang dipimpin oleh Jabhah Nusrah, dan milisi Jundul Aqsa dan Ahrar Syam. Observatorium mengatakan, milisi pembebasan non-ekstremis lainnya juga berjuang untuk desa Khan Touman di sisi koalisi.
Khan Touman terletak hanya 6 kilometer dari Aleppo, kota terbesar Suriah.
Dikutip thenational.ae, Kamis (06/05/2016) aktivis media oposisi wilayah Aleppo, Bahaa Al Halaby, mengatakan para milisi pembebasan mengambil alih Khan Touman sekitar jam 7 pada Jumat pagi.
Sementara itu, beberapa situs menerbitkan beberapa foto dan mengatakan foto-foto tersebut diambil dari distrik ladang gas Shaer di provinsi Homs tengah, yang menunjukkan militan ISIL tengah membantu diri mereka sendiri ke tempat penyimpanan senjata yang besat milik pemerintah, termasuk tank dan kendaraan militer.
Ladang gas penting tersebut, yang berada di tangan pemerintah, jatuh ke kelompok pejuang pembebasan pada hari Rabu (04/05/2016).
Sementara itu, seorang pejabat militer Suriah membantah bahwa tentaranya melakukan operasi terhadap kamp pengungsi Sarmada, pada hari Kamis, mengatakan semua laporan tentang serangan itu adalah palsu.
Pesawat Tempur Rezim Bashar Tembaki Pengungsi di Kamp Kamuna
Serangan udara di kamp tersebut, di daerah yang dikuasai Milisi pembebasan dekat perbatasan Turki, menewaskan setidaknya 30 warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak.*/Karina Chaffinch