Hidayatullah.com– Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) melaporkan serangan udara dan pertempuran sengit terjadi kembali di garis depan di Kota Aleppo setelah gencatan senjata sepihak oleh Rusia berakhir pada hari Sabtu.
Bentrokan hebat antara pasukan rezim Bashar al Assad dan kelompok pembebasan meletus di beberapa daerah di Kota Aleppo pada Sabtu (22/10) malam setelah gencatan senjata sepihak yang diumumkan sekutu pemerintah Suriah, Rusia, berakhir.
Sebelumnya, Rusia mengaku sudah mengumumkan pemberlakuan jeda kemanusiaan di Aleppo beberapa hari sebelum gencatan selama tiga hari berakir. Tentara rezim Bashar al Assad dan Rusia telah menyerukan warga dan Kelompok Pembebasan di Aleppo timur meninggalkan kota itu melalui koridor yang ditunjuk.
Tapi, sangat sedikit Kelompok Pembebasan maupun warga sipil yang meninggalkan Aleppo timur. Kubu oposisi Suriah mengklaim tidak pengumuman yang dibuat Rusia pada hari Sabtu.
”Tidak ada yang tersisa melalui koridor. Jumlah warga yang mencoba untuk meninggalkan kota kecil karena dihadapkan dengan penembakan di sekitar (area koridor) dan tidak bisa pergi,” kata Zakaria Malahifji, seorang pejabat opsisi Suriah, yang hadir di Aleppo timur, seperti dikutip Reuters, Ahad (23/10/2016).
Minim Bantuan
Menurut SHOR, kondisi sementara masih aman di timur kota Aleppo, Suriah utara setelah gencatan senjata yang masuk hari ketiga, namun demikian belum ada pengiriman bantuan makanan serta obat sejauh ini masuk ke daerah itu.
“Namun sejauh ini, belum ada bantuan medis serta makanan tiba,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Sebelumnya, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) berharap agar mereka dapat menjalankan pengiriman medis pertama dari timur Kota Aleppo setelah mendapat persetujuan semua pihak yang berperang di Suriah.
Ketua kelompok petugas kemanusiaan PBB untuk Suriah, Jan Egeland mengatakan, gencatan senjata yang dilaksanakan kemarin kemungkinan diperpanjang hingga empat hari.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
“Kami percaya telah mendapat lampu hijau dari Rusia dan tentara pemerintah Suriah serta kelompok Kelompok Pembebasan bersenjata,” kata Egeland.
PBB mungkin dapat melaksanakan ratusan bantuan termasuk pasien dan keluarga mereka selain melakukan bantuan kemanusiaan seperti pasokan obat-obatan serta makanan kepada 250.000 penduduk di timur Aleppo.
Lebih dari 300.000 orang tewas di Suriah sejak serangan rezim pemerintah Bashar al Assad kepada rakyatnya sendiri yang menginkan perobahan pada tahun 2011.*