Hidayatullah.com-Lembaga pemantau hak asasi manusia di Suriah (The Syrian Network for Human Rights -SNHR), telah mendokumentasikan berbagai pelanggaran yang dilakukan oleh rezim Bashar al Asaad dan sekutunya selama seminggu pertama gencatan senjata yang tetapkan tanggal 29 Desember 2016.
SNHR melaporkan bahwa sejak Desember 2016, tercatat 11 orang tewas, termasuk dua wanita, anak-anak dan bayi.
Liga Arab:Rezim Bashar al Assad Bertanggung jawab Bunuhi Penduduk Aleppo
SNHR mendokumentasikan ada sebanyak 178 pelanggaran dilakukan rezim teroris Asaad dan sekutu, 169 diantaranya berupa serangan dan pemboman, 9 lainnya berupa penangkapan.
160 pelanggaran dilakukan oleh milisi asing yang didukung oleh Iran, sebagian besarnya berlangsung di Propinsi Hama, tulis laporan itu dikutip Orient News.
Di Propinsi Homs terjadi 30 pelanggaran,Propinsi Aleppo dan Daraa masing-masing 19 pelanggaran sedangkan di propinsi Idlib telah terjadi 14 pelanggaran.
[FOTO] Warga Suriah Turun Jalan, Desak Rezim Bashar Pelaku Kejahatan Perang
Laporan itu juga mendokumentasikan 14 pelanggaran dilakukan oleh Rusia, 6 di antaranya berlangsung di Aleppo, 3 di Hama dan 5 di Idlib.
Sebagian besar pelanggaran yang didokumentasikan itu dilakukan oleh rezim teroris Asaad dan sekutu Iran-nya, yang akan sangat mempengaruhi penyelesaian politik di Suriah, menurut laporan tersebut.
SNHR juga meminta Rusia untuk menghentikan pelanggaran gencatan senjata dan berhentikan membombardir warga sipil sebagai bentuk pelanggaran yang sering dilakukan oleh Rusia, dimana seharusnya Rusia menjadi penjamin untuk gencatan senjata. Pelanggaran yang dilakukan oleh Rusia ini akan sangat merusak kredibilitas Rusia ke depannya.*