Hidayatullah.com–Sekitar 170 tentara Suriah menolak mendukung rezim Assad dengan tidak terlibat secara militer dalam pertempuran melawan pasukan oposisi, kantor berita Arab melaporkan seperti yang dikutip oleh Middle East Monitor pada Jumat 29 September 2017.
Para tentara dari Al-Suwayda yang berlokasi di selatan Suriah, mengumumkan keputusan mereka untuk tidak mematuhi perintah militer yang memerintakan mereka pergi sejauh 318 kilometer ke Hama di barat laut Suriah untuk mendukung serangan rezim terhadap petempur oposisi.
Lebih dari 40.000 pemuda dari Provinsi Al-Suwayda dikatakan sedang terlibat dalam wajib militer mereka. Namun, para rekrutan yang tidak puas memutuskan untuk tidak mendukung operasi militer di luar distrik mereka dengan menolak perintah atasan mereka yang ingin mengirim rekrutan baru ke provinsi Hama, di mana pertempuran berdarah antara rezim dan petempur oposisi sedang berlangsung.
Baca: Seorang Diplomat yang Membelot dari Rezim Assad Cerita Pembantaian yang Ia Saksikan
Menurut situs berita Arab the New Khaleej, para tentara itu menolak mengisi posisi dan barak karena mereka yakin bahwa mereka dilibatkan dalam perang yang tidak ada hubungannya dengan mereka.
Penolakan untuk mematuhi perintah itu tampaknya mencerminkan kekhawatiran dalam militer rezim Suriah dalam mempertahankan integritas militernya.
Pemerintah merespon perlawanan berskala besar terhadap wajib militer pada masa perang saudara dengan menerapkan langkah-langkah baru untuk melindungi infrastruktur militernya dan mencegah eksodus besar-besaran angkatan bersenjatanya.
Diantara langkah-langkah yang diterapkan rezim Suriah sejak pecahnya konflik pada 2011 itu ialah dengan memperbolehkan para rekrutan muda dari wilayah Jabal Al-Arab untuk mengabdi di provinsi mereka. Langkah itu diadopsi untuk memenangkan hati rakyat Suriah yang menentang perang brutal antara rezim dan rakyatnya.*