Hidayatullah.com–Angkatan Bersenjata Turki menemukan sebuah peledak yang disembunyikan di dalam Quran oleh milisi YPG/PKK di Afrin, barat laut Suriah, nara sumber keamanan mengatakan hari Kamis (22/03/2018).
Peledak yang disembunyikan di dalam salinan kitab suci Islam itu ditemukan tergantung di tembok sebuah rumah pada razia keamanan di desa Shaykh Ubasi, di barat laut Afrin, kata narasumber, yang meminta namanya tidak disebutkan karena pembatasan berbicara pada media.
Narasumber itu juga mengatakan pasukan keamanan telah meledakkan peledak itu dengan aman tanpa adanya korban nyawa.
Penyalahgunaan kitab suci untuk menyembunyikan peledak tersebut menyusul insiden yang sama, termasuk sebuah serangan pada 14 Maret yang menyebabkan seorang tentara Turki gugur.
Setelah serangan itu, pasukan keamanan mengatakan dinas intelejen asing melatih para teroris cara menyiapkan bahan peledak.
Berbagai sumber juga melaporkan para teroris menggunakan metode yang sama dalam menyembunyikan peledak di provinsi Turki di Diyarbakir, Sirnak, Hakkari dan Mardin, wilayah yang diketahui menerima serangan PKK.
Turki melancarkan operasi berjuluk ‘Olive Branch‘ (Ranting Zaitung) pada 20 Januari untuk membersihkan Afrin dari kelompok teroris di barat laut Suriah di tengah-tengah meningkatknya ancaman dari wilayah itu.
Pada Ahad, pasukan oposisi FSA dengan didukung Turki membebaskan Kota Afrin, yang telah menjadi persembunyian utama YPG/PKK sejak 2012.
Baca: Tentara Turki Menyerang 30-40 Konvoi Kendaraan PKK di Afrin
Menurut staf jenderal Turki, Operasi ‘Olive Branch‘ bertujuan untuk menciptakan keamanan dan stabilitas di sepanjang perbatasan Turki dan regional serta melindungi rakyat Suriah dari kekejaman dan penindasan teroris.
Menurutnya, operasi itu dilancarkan di bawah batasan hak Turki berdasarkan hukum internasional, resolusi Dewan Keamanan PBB, hak mempertahankan diri di bawah pasal PBB, dan dengan menghargai integritas wilayah Suriah, katanya.
Militer Turki juga mengatakan bahwa hanya target-target teroris yang dihancurkan dan dilakukan dengan “sangat hati-hati” untuk menghindari adanya korban sipil.*/Nashirul Haq AR