Hidayatullah.com-Tentara Turki dan kelompok oposisi moderat di Provinsi barat laut Suriah, Idlib, pada Kamis melancarkan operasi militer terhadap pasukan rezim Assad. Pasukan Turki telah maju ke selatan Provinsi itu untuk merebut basis besar terakhir oposisi lapor Daily Sabah, 20 Februari 2020.
Kelompok-kelompok oposisi berupaya merebut kembali pemukiman yang dikuasai rezim di selatan Idlib dan merebut desa Neirab setelah pertempuran sengit. Desa di jalan raya M4 berada 10 kilometer dari pusat kota Idlib dan 6 kilometer dari kota strategis Saraqib.
Menarget pasukan rezim dengan artileri, kelompok oposisi berhasil menghancurkan sebuah tank dan kendaraan lapis baja milik rezim. Sebuah tank juga berhasil direbut kelompok oposisi.
Pada hari itu juga, Kementrian Pertahanan Turki mengumumkan bahwa dua tentara Turki terbunuh dalam serangan udara rezim di Idlib dan lima lainnya terluka. Kementrian menambahkan bahwa “lebih dari 50 elemen rezim, lima tank, dua kendaraan lapis baja, dua pickup bersenjata dan satu howitzer berhasil dimusnahkan.
Pasukan rezim mengendalikan Neirab pada 3 Februari dalam serangan yang dimulai sejak Januari, menguasai Saraqib dua hari kemudian.
Saraqib berlokasi di persimpangan strategis yang menghubungkan dua jalan raya utama negara itu, M4 dan M5. Jalan raya M4 menghubungkan kota pelabuhan Latakia ke perbatasan Iraq. Sementara M5 merupakan jalan utama negara itu, menghubungkan pusat ekonomi Aleppo ke kota pusat seperti Hama, Homs, ibu kota Damaskus dan lebih jauh lagi ke selatan, perbatasan Jordania.
Kementrian Pertahanan Rusia juga membuat pernyataan yang mengatakan bahwa kelompok oposisi menerobos dua garis pertahanan rezim Suriah di dua area di Idlib. Kementrian menambahkan bahwa Turki memberikan dukungan artileri kepada kelompok-kelompok oposisi.
Pada September 2018, Turki dan Rusia sepakat untuk menjadikan Provinsi Idlib sebagai zona de-eskalasi di mana tindakan agresi secara tegas dilarang. Namun sejak itu, lebih dari 1.800 warga sipil telah terbunuh dalam serangan-serangan oleh pasukan rezim dan Rusia, mencemooh genjatan sejata 2018 dan genjatan baru yang mulai berlaku pada 12 Januari.
Ada 12 pos pengawasan Turki di dalam wilayah Suriah, yang didirikan sesuai dengan perjanjian Sochi. Ketegangan di kawasan itu telah meningkat setelah beberapa serangan rezim Suriah di Idlib membunuh 12 tentara Turki, tepat di seberang perbatasan Turki, yang berada di sana sebagai bagian dari misi perdamaian dan anti-teror.
Serangan tidak pandang bulu rezim Assad-Rusia telah memaksa lebih dari 1,7 juta warga sipil untuk menyelamatkan diri ke perbatasan Turki, negara itu telah menampung lebih dari 3,7 juta warga Suriah dan merupakan jumlah terbesar di dunia.*