Dukungan terhadap Rancangan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (RUU Sisidiknas) terus mengalir. Kemarin, ratusan ribu masyakarat Jawa Timur diberbagai daerah berbondong-bondong melakukan aksi mendukung RUU dalam Tablig Akbar mendukung RUU Sisdiknas yang menurut rencana akan disahkannya pada 10 Juni mendatang. Di wilayah Jawa Timur, mendukung RUU Sisdiknas digelar hampir bersamaan di dua wilayah berbeda, Sabtu (7/6). Di Sidoarjo, aksi mendukung RUU Sisdiknas diiikuti puluhan ribu pelajar dan anggota organisasi massa Islam se-Jatim di Stadion Delta Sidoarjo. Sejumlah ormas Islam yang mengikuti apel akbar tersebut di antaranya Muhammadiyah, Pondok pesantren Gontor, Pengurus Badan Silaturahmi Ulama Pesantren Madura (Basra), Hidayatullah, KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim), Al Isyad, dan ormas-ormas serupa lainnya. Dalam aksinya, mereka mendesak DPR RI segera mengesahkan RUU tersebut menjadi UU. Alasannya, pendidikan agama adalah hak asasi setiap manusia. Itulah sebabnya, mereka menganggap tak ada lagi alasan penyelenggara pendidikan untuk menolak menyediakan guru atau pendidik agama bagi anak muridnya sesuai agama yang dianutnya. Selain itu, Mereka juga mengusulkan agar pendidikan pondok pesantren dijadikan pendidikan alternatif dalam Sisdiknas. Tak heran, ribuan umat Islam se-Jatim yang memenuhi GOR Delta Sidoarjo kemarin sempat memacetkan jalanan kota Sidoarjo hingga pulul 18.00 petang. Selain dihadiri para pelajar Islam dan ormas kepemudaan Islam, dukungan yang dikemas dalam bentuk tablig akbar itu dihadiri para tokoh Islam dari pusat maupun Jatim. Tampak hadir dalam kesempatan tersebut Sekjen MUI Pusat Dr H Dien Syamsudin, Ketua PW NU Jatim KH Drs Nuruddin Abdurrahman SH, Ketua PW Muhammadiyah Jatim Prof Dr H Fasichul Lisan, pengasuh Ponpes Gontor KH Zarkasi Nur, dan pengasuh Ponpes Al Amien, Prenduan, Sumenep, KH Tijani Juhari. Dalam kesempatan orasinya di hadapan ribuan massa tersebut, Dien Syamsudin menegaskan bahwa pihaknya mendukung sepenuhnya diundangkannya RUU Sisdiknas. “Karena itu, teman-teman di Jakarta berencana menggelar aksi sejuta umat. Kami akan mendesak agar DPR segera mengesahkan RUU Sisdiknas menjadi undang-undang. Dan, kami tidak akan meninggalkan gedung DPR sebelum hal itu terlaksana,” jelasnya disambut tepuk tangan dan aplaus para peserta tablig. Sebelum berorasi, Dien menjelaskan, pihaknya menengarai ada pihak-pihak tertentu yang sengaja ingin menghalang-halangi diundangkannya RUU Sisdiknas. Padahal, kata dia, RUU Sisdiknas itu sudah sangat sesuai dengan moral bangsa Indonesia, Pancasila, dan hak asasi manusia (HAM) yang sering digembar-gemborkan seluruh bangsa akhir-akhir ini. “Sehingga, siapa pun yang menghambat diundang-undangkannya RUU Sisdiknas berarti bertentangan dengan keyakinan tersebut,” tegasnya. Jawa Timur Selain di Sidoarjo, aksi serupa terjadi di beberapa kota di Jawa Timur. Ribuan massa ormas Islam di Pasuruan dan Probolinggo dari NU, Muhammadiyah, dan Al Irsyad melakukan unjuk kekuatan (show of force) kemarin. Aksi itu mereka lakukan dalam rangka mendukung diundangkannya RUU Sisdiknas. Di Probolinggo, unjuk kekuatan tiga ormas itu dipusatkan di halaman depan Stadion Bayuangga, Probolinggo. Dalam aksinya, mereka membentangkan kain putih sepanjang 10 meter. Di atas kain itulah ribuan massa membubuhkan tanda tangan sebagai tanda mendukung RUU Sisdiknas. “Aksi tanda tangan ini tidak lain sebagai rasa kepedulian warga muslim untuk mendukung RUU Sisdiknas,” kata Ketua PD Muhammadiyah Faisal Abbas saat ditemui wartawan koran ini di tengah kerumunan massa siang kemarin. (sctv/jp/cha)