Hidayatullah.com–Wakil Presiden Hamzah Haz menyatakan pihaknya telah menyarankan kepada Deprteman Agama (Depag) agar berani bertindak terhadap aktivitas apa pun yang mengganggu akhlak seseorang setelah UU Sisdiknas dibeerlakukan. “Saya sudah minta Depag untuk berani bertindak dengan melarang kegiatan-kegiatan di media massa, TV dan siaran maupun aktivitas umum lain, yang bertentangan dengan penanaman akhlak masyarakat dan mengusik keimanan serta ketaqwaan seseorang,” kata Wapres di Bandar Lampung, Ahad, (13/7/2003), kamarin. Dalam Silaturahmi Ulama dan Istighotsah Kubro di Pelataran Stadion Sumpah Pemuda Kompleks PKOR Way Halim, di hadapan ribuan umat Islam dan warga NU se-Lampung, Hamzah Haz menyatakan, pelarangan oleh Departemen Agama yang mewakili pemerintah terhadap aktivitas media massa dan lainnya yang cenderung pornografis dan amoral tak perlu harus menunggu UU Pornografi. “Jaminannya sudah ada dalam UU Sisdiknas, jadi Depag tak perlu ragu-ragu menindaknya sesuai ketentuan yang berlaku,” katanya didampingi Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi dan Plth Gubernur Lampung Tursandi Alwi. Hamzah menegaskan, dalam UU Sisdiknas dicantumkan ketentuan pendidikan dan penanaman akhlak dan keimanan yang harus dijalankan yang tujuannya untuk menciptakan pendidikan yang berakhlak dan dapat dilaksanakan oleh semua agama tanpa terkecuali. “Tidak hanya Islam,” tuturnya. Menurut Hamzah Haz, amanah para pendiri bangsa yang paling penting untuk dilaksanakan adalah memberikan jaminan kesejahteraan kepada masyarakat dan memberikan kecerdasan bagi umat. Karena itu, upaya pencerdasan dilakukan dengan pendidikan yang berakhlak, yang berkualitas dan dikerjakan bersama-sama dengan seluruh masyarakat, termasuk melibatkan para ulama. Wapres menggambarkan, betapa persoalan akhlak bagi generasi muda menjadi sangat penting. Di antaranya, adalah menghadapi bahaya penyalahgunaan narkoba dan pornografi yang makin merajalela. Narkoba, tidak hanya menjangkiti mereka yang punya uang atau sudah dewasa, melainkan juga merembet pada anak-anak dan orang yang tidak berpunya. “Sekitar dua hingga tiga juta orang yang kena narkoba di Indonesia ini dan memerlukan penanganan serius,” kata Hamzah. Ia menyebutkan, ancaman narkoba akan sangat menghabiskan dana dalam jumlah besar, bahkan bisa saja kalau tidak terkendali para penggunanya dapat menghabiskan anggaran pembangunan yang tersedia. “Apa gunanya kita membangun kalau hanya habis untuk menangani narkoba itu,” ujar Hamzah. Wapres juga mengingatkan adanya kecenderungan melencengnya reformasi, sehingga malah menyimpang dari kepribadian bangsa. Dicontohkan, penyampaian aspirasi masyarakat sebaiknya tidak menggunakan cara-cara kekerasan dan anarkis. “Saya yakin kalau demo dilakukan dengan santun apalagi menggunakan cara-cara berakhlak, pasti aparat akan bersimpati dan tidak akan melakukan penangkapan atau menggunakan kekerasan,” kata Hamzah. Karena itu, dia mengimbau umat Islam dan masyarakat umumnya agar tidak terjebak pada pertentangan agama melalui pemberlakukan UU Sisdiknas. “Jangan sampai UU Sisdiknas dibenahi tapi berdampak pada pertentangan dan persaingan antaragama,” kata Hamzah. Sementara itu dalam kapasitas selaku warga NU, Hamzah Haz menyatakan saat ini organisasi massa Islam terbesar itu diibaratkan masih harus membersihkan dengan “mencuci piring” yang kotor sebelumnya. “Nasib NU itu tidak jauh berbeda dengan bangsa Indonesia yang kini masih terpuruk, semua yang dimiliki praktis sudah habis dan tinggal mencuci piringnya,” kata Hamzah Haz. Karena itu, ia mengajak umat untuk mendoakan agar organisasi Islam itu bersama para pimpinannya yang sekarang bekerja keras mencuci piring, sehingga pada saatnya akan mendapatkan pahala dari Allah SWT. “Insya Allah kerja keras pimpinan dan warga NU sekarang ini mendapatkan pahala yang banyak,” kata Hamzah lagi. (mi/ant)