Hidayatullah.com–Pernyataan ini disampaikan Wakil Ketua DPR RI, AM Fatwa saat menjadi saksi dalam persidangan HAM berat Tanjung Priok di Pengadilan Jakarta Pusat, kemarin. Persidangan tersebut dipimpin Ketua Majelis Hakim Ad Hoc Citut Sutiarso dengan terdakwa Mayjen (purn) Rudolf Adolf Butar-Butar, mantan Dandim 0502/Jakarta Pusat. Menjawab pertanyaan anggota majelis hakim ad hoc lainnya mengenai penyebab tewasnya Amir Biki, Fatwa mengatakan, Amir Biki tewas akibat tertembak timah panas. “Namun, waktu itu saya hanya melihat banyak bekas darah di tubuh Amir Biki. Karena jenazah almarhum Amir Biki sudah terbungkus kain. Saya tidak melihat secara langsung adanya bekas tembakan,” kata Fatwa seperti dikutip koran Media Indonesia. Fatwa menambahkan, jenazah almarhum Amir Biki saat itu tidak dimandikan karena atas keyakinan para ulama bahwa kematian almarhum sebagai mati syahid. “Jadi bekas darah itu terlihat jelas. Saya melihatnya saat pemakaman almarhum, karena saya hadir di lokasi dan memberi sambutan,” tegas Fatwa. Lebih lanjut, Fatwa mengatakan, berita tertembaknya Amir Biki hingga tewas diperolehnya dari ibunda Amir Biki dan masyarakat, serta orang-orang yang menyaksikan tertembaknya Amir Biki. “Kalau soal kematian almarhum, saya diberi tahu melalui telepon oleh adik kandung Amir Biki, yaitu Faisal Biki yang mengatakan bahwa kakakanya telah tiada,” kata Fatwa. Ketika ditanya majelis hakim bagaimana dirinya bisa mengetahui meledaknya peristiwa Tanjung Priok, Fatwa dengan tegas menjelaskan, mengetahui hal itu dari telepon. “Setelah itu, saya menelepon Pak Ali Sadikin untuk memberi tahu peristiwa Tanjung Priok. Waktu itu saya sebagai Sekretaris Petisi 50, yang sering membahas permasalahan aktual seperti masalah politik.” Somasi Usai sidang, Fatwa menyatakan siap jika disomasi oleh pihak yang proislah (rujuk) para korban Tanjung Priok. Rencana somasi itu mencuat ke permukaan setelah Fatwa menjadi saksi dalam persidangan HAM Tanjung Priok dengan terdakwa Pranowo, pekan lalu. Saat itu Fatwa mengatakan bahwa islah yang terjadi antara korban Tanjung Priok dengan pihak TNI merupakan rekayasa. Menurut Fatwa, dirinya siap melayani somasi dari pihak keluarga korban apabila mereka tidak puas dengan pernyataannya. “Silakan, saya siap kok melayaninya,” jelasnya. Fatwa menjelaskan, dirinya tidak melayani secara pribadi atau orang per orang dari korban kasus Tanjung Priok. Karena Peristiwa Tanjung Priok ini tidak bisa dilihat secara lokal tapi harus secara nasional. “Posisi saya sekarang berada untuk mewakili rakyat, tentu saja ada beberapa korban Tanjung Priok yang masih berkomunikasi dengan saya tetapi tidak semuanya,” katanya. Mengenai keterlibatan terdakwa Rudolf Adolf Butar-Butar dalam peristiwa Tanjung Priok, menurut Fatwa, Butar-Butar harus bertanggung jawab atas terjadinya peristiwa tersebut. “Butar-Butar harus bertanggung jawab karena dia sebagai komandan yang memerintahkan anak buahnya untuk menyerang massa.” Misteri Kasus Tanjung Priok hingga kini terus menjadi misteri. Sejumlah saksi mengatakan, peristiwa yang sangat melukai perasaan umat Islam itu telah diduga menimbulkan sedikitnya 400 korban nyawa. Meski oleh aparat hanya diakui sekitar 53 orang. Kepada detik.com Mayor (Purn) Lasmana Ibrahim, memberikan kesaksian, malam itu, Pangkobkabtib di bawah pimpinan Pangab yang saat itu dipimpin LB Moerdani dan Pangdam Jaya di bawah Try Sutrisno harus mendatangkan truk-truk militer dan sipil serta mobil UPK (Unit Pemadam Kebakaran) untuk membersihakan TKP (Tempat Kejadian Peristiwa) akibat ceceran darah korban. mi/cha)
Fatwa: Amir Biki Ditembak Aparat
Ikuti Kami
Terpopuler
Terbaru
- Turki Tangkap Tersangka Perencana Serangan Gereja Katolik Italia di Istanbul
- Assad Perintahkan Bekas Menteri Jalali Bentuk Pemerintahan Suriah
- Salah Kibarkan Bendera, Empat Warga Tunisia Ditangkap
- Sejarah Awal Industri Kertas di Peradaban Islam dan Pengaruhnya
- Gereja Prancis Buka Lebih Awal Arsip Kejahatan Seksual Pendeta Ternama Abbé Pierre
- Protes Genosida Palestina, Aktivis Anti-Perang AS Bakar Diri di Depan Konsulat ‘Israel’
- Dua Tahun Kematian Mahsa Amini Marak Wanita Iran Bepergian Tanpa Hijab
- Paus Fransiskus Kritik Kedua Capres Amerika Serikat
- Den Haag Kota Pertama yang Melarang Iklan Bahan Bakar Fosil
- Malaysia Bentuk Tim Tangani Penyalahgunaan Wewenang Panti Asuhan Mengurus Anak