Hidayatullah.com–Menurut rencana, Dialog Internasional Lintas-Agama itu akan dibuka oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Kegiatan yang diselenggarakan PP Muhammadiyah bekerjasama dengan Deplu RI dan Deplu Australia akan diselenggarakan di Hotel Mustika Sheraton pada Senin-Selasa (6-7/12) dan diikuti sekitar 150 peserta dari pelbagai agama. Ketua Panitia Pelaksana Dialog Prof Dr Din Syamsuddin mengemukakan hal tersebut kepada wartawan usai launching logo dan lagu Muktamar Muhammadiyah di Kantor Jl Cik Ditiro, Jumat (26/11) malam. Dari Indonesia yang diwakili sekitar 15 orang di antaranya Prof Dr HA Syafii Maarif, Prof Dr Din Syamsuddin, KH Hasyim Muzadi, Pdt Nathan Setiabudi, Kardinal Justinus Darmojuwono, Amidhan dan lainnya. Din berharap, pada masa depan peserta pertemuan akan bisa melibatkan lebih banyak tokoh agama dari negara lain. Menurut rencana, selain dibuka Presiden SBY akan memberikan sambutan pada pembukaan adalah Menlu Indonesia Hasan Wirayuda dan Menlu Australia Alexander Downer. Diharapkan, pertemuan akan ditutup dengan jamuan santap malam di Kraton Yogyakarta. Dikatakan, pertemuan antar-agama dengan skala regional ini akan membahas masalah umat manusia di dunia termasuk ancaman terorisme global, dapat teratasi. Juga untuk membahas agar tatanan dunia baru yang berkeadilan, dapat terwujud, tambah Din. Diakui, saat ini dunia sedang menghadapi masalah serius. Pertama menurut Din yang juga Ketua Asia Conference on Religion & Peace (ACRP) kerusakan global yang mengakibatkan multikrisis dan yang paling mengancam peradaban dunia. Selain juga adalah terorisme global dan kesalahan fatal kemudian adalah selalu mengaitkan dengan Islam. Pertemuan ini untuk mendudukkan perkara bahwa apa yang terjadi di dunia ini termasuk terorisme global, bukan merupakan sebab tetapi akibat. Sebab yang menjadi akarnya adalah tidak selesainya masalah seperti konflik global, secara berkeadilan, ujar Din Syamsuddin. Tolak pimpin Muhammadiyah Di tempat yang sama, Ketua Pengurus Pusat Muhammadiyah, Ahmad Syafii Ma’arif mengisayaratkan menolak memimpin kembali organisasi Muhammadiyah untuk periode berikutnya. Menurut Syafii, Muktamar Muhammadiyah ke-45 di Malang pada tahun 2005, yang rencananya akan diselenggarakan di Malang, merupakan akhir kepemimpinannya di Muhammadiyah. “Tahun depan usia saya 70 tahun. Masa usia 70 tahun masih memimpin Muhammadiyah,” katanya. Pernyataan Syafii ini disampaikan dalam jumpa pers di kantor PP Muhammadiyah, Yogyakarta, Rabu (1/12). (ti/kr/cha)