Hidayatullah.com–Beberapa kalangan aktifis Islam di Poso, Sulawesi Tengah merasa mulai ‘diawasi’ orang-orang tertentu sehubungan kasus peledakan di pasar Tentena Sabtu (26/5) kemarin. Apalagi, seteleh media-media asing dan aparat keamanan langsung mengaitkan bom dengan kasus Ambon dan Maluku.
Sebut saja Abdullah, pria yang aktif di salah satu organisasi Islam di Poso itu sejak Ahad (29/5). Ia melihat banyak pria hilir-mudik di dekat rumahnya atau di kota Poso. "Kami merasa mereka mengawasi, " ujarnya kepada Hidayatullah.com.
Perasaan senada juga dialami Shohib (nama samaran). Apalagi, katanya, pihak aparat langsung mengait-ngaitkan kasus bom itu dengan Ambon dan Maluku. Pernyataan-pernyataan itu, ujar pria yang tiap hari menjadi dai ini akan sangat memberatkan aktifis-aktifis Islam di Poso.
Kepada Hidayatullah.com, pria ramah ini mewanti-wanti untuk tidak menyebutkan namanya. Menurutnya, biasanya, jika salah satu kelompok Islam sudah dituduh, akan ada penculikan. "Rasanya, sebentar lagi pasti akan ada lagi penculikan aktifis Islam di mana-mana meski tidak terlibat," katanya.
Polisi memperketat penjagaan perbatasan Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan. Beberapa jalan masuk ke Tentena, siang ini akan ditutup untuk mencegah pelaku peledakan kabur dan masuknya orang yang akan membuat kerusuhan.
Kepolisian Resor Poso menggelar razia di dua titik utama di wilayah Poso. Kedua titik ini adalah gerbang menuju Kota Poso dan pintu keluar ke Tentena. Operasi ini digelar sejak Ahad pukul 02.00 WITA hingga pukul 24.00 WITA. Razia dilakukan dengan memeriksa identitas para warga yang melintas. Polisi juga memeriksa barang bawaan mereka.
Sebelumnya, Kapolri Da’i Bachtiar mengatakan jenis bom yang digunakan berbeda dengan sebelumnya. "Tampaknya bom ini sejenis bom yang biasa ditemukan polisi di daerah konflik," katanya. "Sangat berbeda dengan bom yang terjadi seperti di Bali, Hotel Marriot, dan depan Kedutaan Besar Australia di Jakarta beberapa waktu lalu, " tambahnya. Namun sejumlah aparat lain justru menyebut-nyebut kelompok Islam.
Apalagi, Wapres Jusuf Kalla Wapres dalam jumpa pers di Pangkalan TNI-AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Ahad kemarin, mengharapkan Kepolisian RI (Polri) bisa mengungkap dan menangkap pelaku peledakan bom dalam waktu seminggu. Warning Wapres ini boleh jadi akan membawa banyak korban orang-orang tak bersalah. (cha)