Hidayatullah.com–Beberapa kelompok Islam Poso, Sulawesi Tengah meragukan pelaku peledakan di pasar Tentena hari Sabtu, (26/5) kemarin adalah orang-orang atau kelompok Islam sebagaimana yang hari ini banyak dituduhkan media asing.
Syarifullah Ja’far (37), Sekretaris Jenderal, Forum Silaturahmi Perjuangan Umat Islam (FSPUI), sebuah forum aliansi organisasi Islam dan masjid-masjid di Poso untuk meredam konflik menyebut beberapa alasan keraguan bila pelakunya adalah kelompok muslim.
Ada dua alasan ketidakmungkinan pelakunya orang Islam, ujar pria yang kerap dipanggil Lyly ini. Pertama, karena beberapa bulan ini telah ada kesepakatan antara kedua belah pihak untuk menjaga kedamaian. Kedua, di Poso, mudah membedakan orang berdasarkan kesukuan. Apalagi jika ada orang luar datang ke Tentena, yang dikenal sebagai basis orang-orang Kristen.
Menurut Lily, tidak terlalu sulit membedakan antara orang muslim dan non-muslim di Tentena. Sebab, dari segi wajah dan muka, lebih memudahkan membedakan orang asli Pamona dengan orang Poso lainnya. "Warga keturunan Pamona, dikenal mirip dengan orang Manado dan berbeda dengan wajah orang Poso lain, " ujarnya.
Karenanya, amat mustahil jika ada orang muslim menenteng-menteng bungkusan bisa masuk ke pasar Tentena. "Kalaupun mungkin, orang Islam bisa berbisnis hanya di depan pasar. Bukan masuk ke dalam, " kata Lily kepada Hidayatullah.com melalui sambungan telpon sesaat setelah meninjau lokasi ledakan. Biasanya yang seperti ini, ujar Lily, adalah orang Islam yang berdagang ikan yang memang letaknya berada di depan.
Pasar Tentena, Kecamatan Pamona, berjarak sekitar 60 kilometer dari Kota Poso, Sulawesi Tengah yang dihuni oleh mayoritas penduduk beragama Kristen. Tahun 2004 lalu, di daerah ini juga pernah diguncang bom. Meski ketika itu banyak pihak menyalahkan Islam, namun penyidikan aparat justru menunjukkan sebaliknya. (cha)