K.Senin, 25 Juli 2005
Hidayatullah,.com–K.H. Yusuf Hasyim atau yang lebih dikenal dengan panggilan Pak Ud, Hari Ahad (24/7/2005) mengingatkan umat Islam agar mewaspadai berbagai paham sesat yang sekarang dengan gencer disebarkan di tengah umat Islam Indonesia. Termasuk paham Ahmadiyah. Pak Ud menyesalkan, adanya orang-orang tertentu yang memberikan dukungan terhadap paham-paham sesat.
Terhadap para pendukung Ahmadiyah, khususnya dari kalangan ulama, Pak Ud menyatakan, "Hanya ada dua alternatif, yang mendukung Ahmadiyah itu tertipu atau
Penipu," ujar putra pendiri NU, KH.Hasyim Asy’ari ini.
Pernyataan itu disampaikan oleh Pak Ud di depan ribuan jamaah yang memadati Masjid al-Barkah As-Syafiiyah Jakarta, dalam acara Tabligh Akbar memperingati 34 tahun Majlis Taklim As-Syafiiyah.
Majelis taklim ini dirintis 34 tahun lalu oleh tokoh ulama Betawi KH Abdullah Syafii, dan sekarang dilanjutkan oleh putranya, KH Abdul Rasyid Abdullah Syafii.
Dalam kondisi kurang sehat (pernah menjalani operasi sebanyak 5 kali), dan pada usianya yang ke-76 tahun, Pak Ud memaksakan hadir dalam Majlis Taklim itu, dengan mengingatkan banyaknya pemikiran, paham, dan tindakan yang membahayakan aqidah Islam, seperti komunisme, Islam Liberal, narkoba, perjudian, dan sebagainya. Karena itu, ia mengimbau agar umat Islam benar-benar melakukan tindakan dan gerakan yang serius dalam menghadapi berbagai paham dan tindakan yang merusak tersebut.
Memperjelas keterangan Pak Ud, usai tabligh akbar yang disiarkan langsung oleh Radio RAS FM dan Radio As-Syafiiyah itu, di tempat yang sama, Ketua LPPI Amin Jamaludin membeberkan data-data tentang kesesatan Ahmadiyah kepada wartawan.
Disamping Kitab Suci Tadzkirah yang diyakini Ahmadiyah sebagai kumpulan wahyu yang diterima Mirza Ghulam Ahmad, Amin juga menunjukkan majalah-majalah terbitan Ahmadiyah yang jelas-jelas menunjukkan kesesatan dan kebohongan Mirza
Ghulam Ahmad, pendiri Ahmadiyah yang mengaku sebagai
nabi.
Misalnya, dalam Majalah Sinar Islam (terbitan Ahmadiyah) edisi 1 Nopember 1985, dikutip ucapan Mirza Ghulam Ahmad, "Dalam wahyu ini Tuhan menyebutkanku Rasul-Nya, karena sebagaimana sudah dikemukakan dalam Brahin Ahmadiyah, Tuhan Maha Kuasa telah membuatkan manifestasi dari semua nabi, dan memberiku nama mereka. Aku Adam, aku Seth, aku Nuh, aku Ibrahim, aku Ishaq, aku Ismail, aku Ya’qub, aku Yusuf, aku Musa, aku Daud, aku Isa, dan aku adalah penjelmaan sempurna dari Nabi Muhammad saw, yakni aku adalah Muhammad dan Ahmad sebagai refleksi (Haqiqatul Wahyi, h. 72).
Amin Jamaluddin mengimbau agar umat Islam tidak terkecoh oleh opini-opini yang dikembangkan pihak-pihak tertentu yang mencoba mengecoh, bahwa seolah-olah Ahmadiyah tidak memiliki perbedaan hakiki dengan Islam.
Kitab Tadzkirah, ujar Jamaluddin, juga banyak mengacak-acak ayat-ayat al-Quran dan diaku-aku
sebagai wahyu oleh Mirza Ghulam Ahmad. Misalnya, disebutkan (yang artinya)"Sesungguhnya kami telah menurunkan kitab suci ini (Tadzkirah) dekat dengan Qadian." (Tadzkirah hal. 637).
Menyimak berbagai bukti-bukti tentang kesesatan dan kebohongan Ahmadiyah, Pak Ud — yang merupakan ulama senior NU dan putra pendiri NU –mengharapkan agar pemerintah bersikap tegas, dengan segera melakukan pelarangan terhadap ajaran Ahmadiyah secara nasional dan melikuidasi aset-asetnya untuk kepentingan umat Islam. Malaysia, Brunei, Arab Saudi, Pakistan, dan berbagai organisasi Islam internasional, telah melarang penyebaran paham Ahmadiyah, karena jelas-jelas menyesatkan dan menodai ajaran Islam.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Kepada ribuan jamaahnya, KH Abdul Rasyid Abdullah Syafii, yang juga ketua KISDI, menguatkan imbauan Pak Ud, dan mengajak jamaah untuk melafalkan bersama-sama pokok-pokok ajaran aqidah Islam, yang sekarang banyak diserang oleh berbagai kalangan.
Kyai Rosyid juga menyebarkan buku "Nikah Beda Agama" karya Prof. Musthafa Yaqub MA, yang isinya memberikan penjelasan tentang haramnya nikah beda agama, khususnya antara muslimah dengan laki-laki non-muslim. Seperti diketahui, ajaran Islam yang mendasar ini pun sekarang sudah banyak diserang oleh kelompok-kelompok liberal.
Buku Musthafa Yaqub sangat baik memaparkan penjelasan Islam tentang dasar-dasar hukum Islam berdasarkan dalil-dalil al-Quran, Sunnah, Ijma’ Sahabat, dan
pendapat para ulama. (nuim).